Tautan-tautan Akses

Pembunuh Jemaat Gereja AS Paparkan Kebencian Terhadap Kaum Hitam dalam Manifesto


Dylann Roof pembunuh jemaat gereja di Charleston, S.C, 19 Juni 2015.
Dylann Roof pembunuh jemaat gereja di Charleston, S.C, 19 Juni 2015.

Dylann Roof menyebut dirinya sebagai “orang Rhodesia terakhir,” menyatakan diri sebagai “nasionalis kulit putih” yang bersimpati pada Afrika Selatan era apartheid, serta periode sebelum perang di Amerika Serikat, sewaktu perbudakan marak.

Dalam puluhan foto yang dimuat di situs web yang diyakini milik Roof dan telah ditutup, tersangka pembunuh sembilan orang di sebuah gereja di South Carolina itu menatap kamera dengan serius, baru tersenyum kecil ketika ia berpose di depan Museum dan Perpustakaan Sejarah Konfederasi.

Dalam salah satu foto, Roof yang berusia 21 tahun itu memegang bendera Amerika dan membakarnya. Dalam foto lain, ia membawa bendera Konfederasi, lambang negara-negara bagian di selatan selama perang saudara di Amerika.

Roof tampak sendirian dalam setiap foto itu. Beberapa kali, ia tampak membawa sepucuk senjata.

“Segregasi bukan hal buruk. Ini adalah langkah defensive,” demikian isi manifesto terdiri dari hampir 2.500 huruf di situs tersebut. Ditambahkan pula bahwa segregasi “ada untuk melindungi kita dari mereka. Segregasi bukan hanya melindungi kita dari interaksi dengan mereka, dan dari diganggu secara fisik oleh mereka, tetapi juga melindungi kita disejajarkan hingga ke level mereka.”

Kebencian dalam esai ini ditujukan pada satu kelompok saja. Tidak ada etnis, rasial, atau minoritas keagamaan lainnya, yang dipedulikan Roof, seperti warga keturunan Asia atau Yahudi. Hanya komunitas warga kulit hitam.

Roof menyesalkan kelambanan tindakan kelompok-kelompok supremasi kulit putih seperti Ku Klux Klan.

“Tidak ada pendukung supremasi kulit putih, tidak ada KKK yang nyata, tak seorang pun berbuat sesuatu kecuali bicara di Internet,” demikian tertulis dalam manifesto itu. “Seseorang harus memiliki keberanian untuk mengangkatnya ke dunia nyata, dan saya kira, sayalah yang harus melakukannya.”

Kantor berita Associated Press melaporkan bahwa FBI sedang menyelidiki situs tersebut.

XS
SM
MD
LG