Tautan-tautan Akses

Obama, Romney Berlomba Rebut Suara Pemilih Muda


Pertumbuhan ekonomi AS yang tersendat-sendat, kemungkinan akan dimanfaatkan Mitt Romney dan Partai Republik untuk menarik pemilih muda (foto: dok).
Pertumbuhan ekonomi AS yang tersendat-sendat, kemungkinan akan dimanfaatkan Mitt Romney dan Partai Republik untuk menarik pemilih muda (foto: dok).

Kampanye pemilihan presiden di Amerika semakin menghangat dengan kedua calon utama tampak sedang berusaha keras untuk merebut suara pemilih generasi muda.

Presiden Barack Obama memenangkan pemilihan presiden tahun 2008 umumnya karena dukungan pemilih usia muda ini, dan kini calon terdepan partai Republik Mitt Romney agaknya akan menggunakan resep serupa untuk meraih jabatan tertinggi di Amerika itu.

Kelompok partai Republik yakin bahwa isu perekonomian yang tersendat-sendat mungkin bisa digunakan untuk menarik pemilih muda yang empat tahun lalu dengan lantang memberikan dukungan kepada calon presiden Barack Obama.

Tiga kelompok Partai Republik yang berkantung tebal, The College Republicans, Young Republican National Federation, dan American Crossroads Super-Pac pimpinan bekas penasihat utama presiden George Bush dulu, telah membentuk kumpulan baru yang disebut Crossroads Generation untuk merekrut para pemilih muda.

Empat tahun yang lalu, kita memberikan dukungan pada “harapan” dan “perubahan”, tapi sampai sekarang kita belum melihat hasilnya, kata sebuah pernyataan kelompok baru itu dalam websitenya. Pemulihan ekonomi terlalu lambat dan hutang nasional naik terlalu tinggi dan para pemimpin telah mengecewakan kita, tambahnya.

Ketua College Republican Alex Schriver mengatakan, partainya harus bisa menarik bekas-bekas pendukung Obama dulu supaya mendukung calon partai Republik.
Presiden Obama, yang berusaha mendapat masa jabatan kedua dalam pemilihan presiden bulan November mendatang, juga berusaha keras mempertahankan dukungan kaum muda, khususnya mahasiswa dan para lulusan perguruan tinggi yang harus berjuang keras untuk mendapat pekerjaan.

Presiden Barack Obama dan Ibu negara Michelle Obama menyadari mahalnya biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh generasi muda Amerika (foto: dok).
Presiden Barack Obama dan Ibu negara Michelle Obama menyadari mahalnya biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh generasi muda Amerika (foto: dok).
Salah satu kendala yang dihadapi kelompok muda ini adalah tingginya utang yang harus dibayar kembali untuk membiayai pendidikan mereka. Kata Presiden Obama, seorang lulusan perguruan tinggi punya utang rata-rata 25 ribu dolar AS.

Presiden Obama mengatakan, utang rakyat Amerika untuk membayar biaya pendidikan perguruan tinggi saat ini lebih besar dari utang kartu kredit.

“…Ini adalah hal yang saya dan (ibu negara) Michele sangat sadari. Kami tidak berasal dari keluarga kaya, dan ketika kami lulus dari fakultas hukum, kami punya utang segunung. Ketika kami menikah, kami menjadi miskin. Kami coba menggabungkan aset-aset kami, dan ternyata kami tidak punya apapun,” ungkap Obama.

Isu-isu penting dalam kampanye pemilihan kali ini adalah masalah ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Tapi agaknya akan ditambah satu isu lagi yaitu masalah pengakuan bagi hak-hak kaum gay dan lesbian.

Karena dukungan terbuka yang dinyatakan oleh presiden Obama minggu lalu atas perkawinan sejenis, majalah berita Newsweek menerbitkan edisi terbarunya dengan foto presiden Obama di halaman depan, dan judul “The First Gay President” atau Presiden pertama yang mendukung hak-hak kaum gay.

Penulis artikel itu adalah Andrew Sullivan, seorang penulis konservatif yang juga gay. Katanya, ia sangat terharu ketika presiden Obama mendukung hak-hak kaum gay dan lesbian untuk menikah dengan pasangan pilihan mereka.

Pol yang diadakan harian USA Today dan Gallup menunjukkan 51 persen rakyat Amerika mendukung sikap Obama itu dan 60 persen mengatakan, dukungan Obama itu tidak akan mempengaruhi pilihan mereka bulan November nanti.
XS
SM
MD
LG