Tautan-tautan Akses

Obama, Karzai Sepakati Peran Baru Militer AS di Afghanistan


Presiden AS Barack Obama menerima kunjungan Presiden Afghanistan Hamid Karzai di Gedung Putih, Jumat (11/1).
Presiden AS Barack Obama menerima kunjungan Presiden Afghanistan Hamid Karzai di Gedung Putih, Jumat (11/1).

Dalam pertemuan di Gedung Putih, Presiden Obama dan Presiden Afghanistan Hamid Karzai berkomitmen untuk mengalihkan pasukan asing pada peran penasihat dan pendukung dalam bulan-bulan mendatang.

Presiden Amerika Barack Obama dan Presiden Afghanistan Hamid Karzai telah menyepakati rencana untuk menggeser peran misi militer Amerika di Afghanistan menjadi peran mendukung musim semi ini, beberapa bulan lebih cepat dari perkiraan semula.

Kedua presiden menghabiskan sekitar empat jam untuk pertemuan bilateral yang termasuk delegasi Afghanistan dan Amerika, makan siang, dan jumpa pers.

Beberapa saat sebelum berbicara kepada para wartawan, sebuah pernyataan tertulis mengukuhkan kembali sebuah perjanjian yang disebut “Enduring Strategic Partnership Agreement” yang ditandatangani tahun 2012, yang di antaranya menjanjikan kehadiran Amerika di Afghanistan sampai tahun 2024.

Pasukan keamanan nasional Afghanistan akan mengambil alih kepemimpinan operasi keamanan musim semi ini. Pasukan Amerika yang kini berjumlah 66.000 akan menarik diri dari tugas patroli di desa-desa Afghanistan dan mengakhiri sebagian besar operasi tempur sepihak.

Pasukan internasional akan mengemban peran sebagai pelatih, penasihat, dan pendukung. Setelah persetujuan akhir NATO dan Afghanistan, babak akhir transisi akan dimulai,

Presiden Obama mengatakan pertemuan mereka dilakukan pada “saat yang genting” dan walaupun tetap ada berbagai tantangan, perjanjian yang dicapai menunjukkan transisi berada pada jalur yang benar.

“Izinkan saya mengatakan sejelas mungkin: Mulai musim semi ini, tentara kita akan memiliki misi yang berbeda: melatih, memberi nasihat, dan membantu pasukan Afghanistan. Ini akan menjadi saat bersejarah, dan langkah lain menuju kedaulatan penuh Afghanistan, sesuatu yang sangat dipedulikan oleh Presiden Karzai, dan begitu pula oleh rakyat Afghanistan,” kata Obama.

Obama akan membuat keputusan spesifik pada bulan-bulan mendatang mengenai jumlah pasukan Amerika setelah 2014, berdasarkan rekomendasi dari para komandan militer. Dia dan Presiden Karzai tidak menganggap penting pertanyaan mengenai jumlah pasukan.

“Jumlah tidak akan membuat perbedaan bagi situasi di Afghanistan. Hubungan lebih luas lah yang akan membuat perbedaan bagi Afghanistan dan lebih luas di kawasan itu,” ujar Karzai.

Presiden Obama mengatakan kehadiran Amerika pasca-2014 tergantung pada bagaimana menyelesaikan soal imunitas bagi pasukan Amerika. Presiden Karzai mengatakan begitu isu itu diatasi dalam pembicaraan untuk mencapai perjanjian keamanan bilateral, dia akan mengusulkan pemberian imunitas itu kepada rakyat Afghanistan.

Obama mengatakan, kedua pihak tetap fokus dalam memastikan bahwa pasukan Afghanistan tetap memiliki kapasitas untuk menangani keamanan, dan dalam mencegah “sisa-sisa al-Qaida dan afiliasinya” mengancam Amerika.

Presiden Obama mengatakan setiap proses rekonsiliasi akan tidak mungkin kecuali Taliban meninggalkan terorisme dan mengakui Konstitusi Afghanistan, termasuk perlindungan terhadap perempuan dan minoritas.

Kedua pihak juga sepakat menempatkan tahanan warga Afghanistan di bawah kedaulatan dan wewenang Afghanistan, sementara Amerika berjanji akan terus membantu sistim penahanan Afghanistan.

Presiden Karzai mengatakan pemerintahnya terus memerangi korupsi dengan beberapa keberhasilan. Dia mengatakan “korupsi tadinya asing di Afghanistan” merupakan masalah yang perlu diberantas.

Presiden Karzai mengatakan dia menantikan pemilu yang teratur dan bebas gangguan pada bulan April 2014, dan katanya dia akan menjadi seorang “pensiunan presiden yang bahagia.”
XS
SM
MD
LG