Tautan-tautan Akses

Mesir Selenggarakan Pemungutan Suara Untuk Referendum Rancangan Konstitusi


Warga Mesir baik laki-laki maupun perempuan mengikuti referendum secara terpisah di sekolah-sekolah di seluruh Kairo dan sembilan provinsi lainnya untuk menyetujui atau menolak rancangan konstitusi baru yang kontroversial, Sabtu (15/12),
Warga Mesir baik laki-laki maupun perempuan mengikuti referendum secara terpisah di sekolah-sekolah di seluruh Kairo dan sembilan provinsi lainnya untuk menyetujui atau menolak rancangan konstitusi baru yang kontroversial, Sabtu (15/12),

Antrian panjang terlihat di depan TPS-TPS di Kairo saat berlangsungnya pemilu referendum terkait konstitusi baru yang kontroversial, Sabtu (15/12).

Laki-laki dan perempuan warga Mesir mengikuti referendum secara terpisah di sekolah-sekolah di seluruh Kairo dan sembilan provinsi lainnya untuk menyetujui atau menolak rancangan konstitusi baru negara itu, Sabtu (15/12). Kerumunan perempuan menyanyikan lagu kebangsaaan Mesir, sambil antri untuk mengikuti referendum di Kairo Tengah.

Para pemimpin utama kelompok oposisi Mesir, termasuk Mohamed ElBaradei, ketua Front Penyelamatan Nasional, mendesak para pendukungnya agar menolak referendum tersbut. Sebaliknya, kelompok-kelompok beraliran Islam, termasuk Ikhwanul Muslimin dan Partai Salafis “Nour” mengimbau para pendukungnya agar memilih 'setuju' dalam pemilu tersebut.

Presiden Mesir Mohamed Morsi, yang menolak menunda referendum itu meskipun ada permintaan dari para pemimpin kelompok oposisi dan kalangan kehakiman, terlihat di saluran televisi pemerintah dikawal sejumlah besar pengawal saat memberikan suaranya di TPS dekat istana kepresidenan.

Antrean panjang di luar tempat-tempat pemungutan suara (TPS) memaksa pejabat-pejabat Pemilu memperpanjang pemungutan suara empat jam. TPS dijadwalkan ditutup pukul 11 malam waktu setempat.

Hari Sabtu, koalisi oposisi (Fron Keselamatan Nasional) menuduh Ikhwanul Muslimin, pendukung konstitusi yang diusulkan, mencurangi suara. Presiden Morsi adalah mantan anggota Ikhwanul Muslimin. Rakyat Mesir selebihnya akan memilih Sabtu depan (22 Desember). Pemungutan suara dilakukan dua hari Sabtu berturut-turut karena boikot sebagian besar kalangan yudisial, yang berdasarkan UU harus mengawasi pemungutan suara. Belum jelas kapan hasil akhir akan diumumkan.

Anggota oposisi liberal, sekuler dan Kristen menyatakan takut konstitusi itu akan mengikis kebebasan sipil karena meningkatkan peran hukum Islam dan tidak menyebut hak-hak perempuan. Pejabat-pejabat mengatakan telah mengerahkan 120 ribu tentara untuk melindungi tempat-tempat pemungutan suara.

Bentrokan terjadi hari Jumat di antara demonstran yang melempar batu, memrotes rancangan konstitusi, di dekat masjid kota pelabuhan Iskandariyah, memaksa polisi menembakkan gas air mata. Petugas medis mengatakan 15 orang luka-luka. Video amatir menayangkan massa pemuda yang saling melemparkan batu-batu dan petasan di dekat masjid Qaid Ibrahim.

Gubernur Iskandariah, Hassan Prinz, mengutuk kekerasan itu dan mendesak warga agar menyatakan pendapat mereka di kotak-kotak suara. Ia mengatakan semua warga berhak memilih mendukung atau menolak dan mereka harus merelakan kotak-kotak suara yang menentukan masa depan negara itu, karena itu adalah proses demokrasi dan mereka harus menerimanya.

Mantan ketua Liga Arab dan calon presiden yang gagal Amr Moussa sedikit mengecam proses demokrasi itu dan kemungkinan hasilnya. Menurut Moussa, kelompok oposisi tidak menentang terpilihnya Presiden Mohamed Morsi, tetapi isu konstitusi adalah hal yang berbeda, karena harus diterima oleh mayoritas besar rakyat agar sah.

Banyak analis Arab mengatakan bahwa pendapat umum warga Mesir sangat nyata terpecah mengenai konstitusi yang kontroversial itu, yang disetujui oleh komite yang kebanyakan anggotanya berhaluan Islam, dalam sidang semalaman, 15 hari lalu.

Referendum itu dibagi dalam dua putaran pada dua hari Sabtu, masing-masing putaran untuk kawasan-kawasan yang berbeda di negara itu. Para pemilih di 14 provinsi dijadwalkan akan mengikuti referendum Sabtu depan. Belum jelas kapan hasil akhir referendum akan diumumkan.
XS
SM
MD
LG