Tautan-tautan Akses

Menko Perekonomian Puji Aceh Sebagai Tuan Rumah IMT-GT


Menko Perekonomian Chairul Tanjung (Foto: VOA/Budi Nahaba)
Menko Perekonomian Chairul Tanjung (Foto: VOA/Budi Nahaba)

Menko Perkonomian Chairul Tanjung, sebagai pimpinan konferensi IMT-GT, memuji pemerintah Aceh dalam memfasilitasi pelaksanaan pertemuan tingkat menteri dan gubernur ketiga negara.

Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung mengatakan Minggu (14/9), bahwa Aceh cukup kondusif untuk investasi. Pemerintah pusat mendukung penuh sejumlah kesepakatan yang dihasilkan dari kesepakatan investasi ketiga negara anggota IMT-GT (Indonesia Malaysia and Thailand Growth Triangle) yang dapat segera ditidaklanjuti oleh pemerintah dan kalangan swasta di Aceh.

“Saat kita membahas Aceh, bagaimana Phuket, Thailand, turisnya itu masukknya ke Sabang (Aceh), sehingga perlu ada penerbangan langsung dari Sabang ke Phuket , terjadi konektivitas, infrastrukturnya disiapkan, dan itu mendorong investasi antar wilayah,” kata Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung.

Menko Perkonomian Chairul Tanjung, sebagai pimpinan konferensi IMT-GT , memuji pemeritah Aceh dalam memfasilitasi pelaksanaan pertemuan tingkat menteri dan gubernur ketiga negara. Kesepakatan investasi di ketiga negara anggota IMT-GT, tambah Chairul Tanjung diharap segera dapat ditindaklanjuti pada 2015.

“Kita punya konsep pengembangan sekarang (blueprint), kita saling subsidi, daripada menunggu jembatan terlalu lama dan dengan investasi cukup besar, kita memilih memanfaatkan kapal RoRo (ferry), di masing wilayah bangun pelabuhan, dan terjadi konektivitasnya baik laut dan udara maupun konektivitas lainnya. konektivitas ini terkait dengan perdagangan, investasi dan turisme di ketiga negara,” lanjutnya.

Konferensi forum pertumbuhan ekonomi regional, Indonesia, Malaysia, dan Thailand Growth Triangle (IMT-GT) di Banda Aceh menghasilkan empat kesepakatan strategis yang akan segera direalisasikan pada 2015.

Pengembangan konsep pembangunan kota hijau, penetapan zona ekonomi khusus di wilayah perbatasan antara ketiga negara anggota IMT-GT, pengoperasian tranportasi laut, dengan kapal RoRo atau ferry dari Melaka-Dumai, termasuk pembangunan instalasi energi, sistem kelistrikan yang terintegrasi (interkoneksi) dari Melaka ke Pekanbaru, provinsi Riau.

Beberapa praktisi investasi dan sektor swasta lokal memuji inisiasi pemerintah pusat dan provinsi dengan memberikan dukungan, baik aspek pendanaan maupun regulasi, agar peningkatan kemitraan IMT-GT dapat terwujud dan berdampak nyata bagi Aceh, sehingga dapat mengejar ketertinggalan dari sejumlah provinsi di Sumatera.

Praktisi bisnis Saniah Syarifah mengatakan, pengembangan sektor wisata antar ketiga negara IMT-GT salah satu yang cukup potensial, selain dukungan pemerintah, kerjasama promosi dan pemasaran wisata di ketiga negara perlu lebih ditingkatkan.

“Kita selama ini hanya promosi Sabang, padahal kita punya banyak seperti indahnya pantai dan kebudayaan di Simeulue, kita punya pulau Banyak , ekowisata Aceh Singkil , panorama alam pegunungan dan danau laut tawar di Gayo (Aceh Tengah ) termasuk wisata kebudayaan di sana,” papar Saniah.

Sementara, pengamat sosial Anshari Hasjim cukup optimis, dengan tumbuhnya investasi dan kemitraan yang setara dan adil , pemerintah Aceh mendapat salah satu solusi dalam mengatasi berbagai kendala pengembangan dan peningkatan pertumbuhan ekonomi regional.

“Forum ini (IMT-GT) cukup positif , ini upaya pemerintah untuk mendongkrak hidupnya perekonomian Aceh dan masyarakat , tapi persoalannya seberapa besar upaya pemerintah Aceh melakukan lobi-lobi agar investasi masuk ke Aceh,” kata Anshari Hasjim.

Konferensi regional Forun IMT-GT ke-20 di Aceh ditutup resmi Menko Perekonomian RI Chairul Tanjung hari Minggu (14/9), konferensi yang berlangsung 11-14 September 2014, dihadiri sejumlah menteri, gubernur dan pimpinan negara bagian dari ketiga negara. Lebih 300 partisipan , terutama dari kalangan pebisnis (swasta) dari ketiga negara menjadi peserta aktif konferensi.

Beberapa analis mengatakan, sejak kelahirannya pada tahun 1991, forum IMT-GT salah satunya mengusung kerjasama pertumbuhan kawasan bidang ekonomi, utamanya untuk memaksimalkan pengelolaan sumber daya alam, infrastruktur, investasi, ekspor impor dan perdagangan yang terintegrasi antar kawasan, termasuk mengusung kesejahteraan masyarakat yang ada di perbatasan ketiga negara anggota IMT-GT. Sejak lebih 20 tahun kelahiran IMT GT, total investasi ketiga negara mencapai kurang dari Rp 90 triliun.

Recommended

XS
SM
MD
LG