Tautan-tautan Akses

Lufthansa Tahu Co-Pilot Depresi 6 Tahun Lalu


Seorang perempuan menundukkan kepalanya di sebuah kebaktian mengenang para korban jatuhnya pesawat Germanwings. Kebaktian khusus ini berlangsung Notre Dame de Bourg, in Digne-les-Bains (28/3).
Seorang perempuan menundukkan kepalanya di sebuah kebaktian mengenang para korban jatuhnya pesawat Germanwings. Kebaktian khusus ini berlangsung Notre Dame de Bourg, in Digne-les-Bains (28/3).

Lufthansa mengetahui enam tahun lalu co-pilot pesawat penumpang yang jatuh di pegunungan Alpen Perancis pekan lalu pernah dinyatakan menderita depresi yang serius.

Maskapai ini mengatakan, sebagai bagian dari penyelidikan internalnya, telah menemukan email-email yang dikirimkan oleh Andreas Lubitz kepada sekolah penerbang Lufthansa di Bremen ketika ia melanjutkan program pelatihannya setelah berhenti beberap bulan.

Dalam email-emailnya tersebut, Lubitz menginformasikan kepada sekolah bahwa ia mengalami depresi yang serius, namun kemudian membaik.

Pengakuan Lufthansa bahwa maskapai ini memiliki informasi mengenai masalah psikologis Lubitz kembali memicu pertanyaan mengapa ia lolos sebagai pilot salah satu anak perusahaannya, Germanwings, pada September 2013.

Penyelidik mengatakan Lubitz, 27 tahun, yang di masa lalu pernah dirawat atas kecenderungan bunuh diri, mengunci kapten pesawat di luar kokpit sebelum menjatuhkan Airbus A320 tersebut di pegunungan Alpen pada 24 Maret. Semua orang di dalamnya, 150 orang, dalam penerbangan 9525 dari Barcelona ke Duesseldorf tewas seketika.

Sebuah kendaraan polisi diparkir di depan kediaman keluarga Andreas Lubtiz di Montabaur, Jerman (26/3).
Sebuah kendaraan polisi diparkir di depan kediaman keluarga Andreas Lubtiz di Montabaur, Jerman (26/3).

Sementara itu, Selasa, harian Jerman Bild dan majalah Perancis Paris Match mengatakan reporter mereka telah diperlihatkan video yang menurut mereka diambil oleh seseorang di dalam kabin pesawat yang naas tersebut, sebelum pesawat jatuh.

Kedua media melaporkan video berasal dari chip memori yang mungkin berasal dari sebuah ponsel. Paris Match mengatakan video tersebut ditemukan "di antara puing-puing pesawat oleh sebuah sumber yang dekat dengan penyelidikan."

Kantor berita Associated Press tidak dapat secara independen mengkonfirmasi laporan-laporan tersebut.

Letnan Kolonel Jean-Marc Menichini, pejabat berperingkat tertinggi dalam penyelidikan, membantah bahwa ada video ponsel yang ditemukan oleh penyelidik di lokasi.

Paris Match melaporkan "Anda dapat mendengar teriakan "Ya, Tuhan" dalam beberapa bahasa" dan bahwa suara gedoran dengan obyek yang terbuat dari logam, kemungkinan pilot yang mencoba membuka pintu kokpit dengan benda berat. Teriakan semakin keras menjelang akhir video, setelah sebuah guncangan yang kuat.

Bild mengatakan "walaupun suasana dalam kabin sangat kacau dan videonya penuh guncangan, dan tidak ada seorang pun yang dapat diidentifikasi, akurasi video ini tidak dapat dipertanyakan."

Lufthansa mengatakan pada hari yang sama, maskapai ini telah menyisihkan $300 juta untuk menanggung ongkos yang muncul dari jatuhnya pesawat. Penyelidik Perancis mengatakan mereka memeriksa "kelemahan sistematis" seperti aturan masuk kokpit dan prosedur pemeriksaan psikologis -- isu-isu yang dapat mengubah praktek-praktek penerbangan komersial global.

Tujuan dari penyelidikan oleh BEA Perancis adalah untuk menyediakan rekomendasi, tidak hanya bagi pihak berwenang penerbangan di Perancis, tapi di manapun juga, mengenai apa saja yang dapat dilakukan untuk mencegah kejadian yang sama. Jaksa penuntut Perancis melakukan penyelidikan terpisah untuk kemudian memproses kasus ini secara hukum.

Rekomendasi dari BEA akan diajukan kepada Badan Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) yang terdiri dari 191 negara, termasuk di antaranya Indonesia. ICAO kemudian akan mengajukan rekomendasi ini kepada negara-negara anggota.

XS
SM
MD
LG