Tautan-tautan Akses

Kunjungan PM Jepang di Asia Tenggara Pererat Hubungan Diplomatik dan Perdagangan


PM Jepang Shinzo Abe melakukan lawatan ke-3 negara: Indonesia, Thailand dan Vietnam, di mana Jepang punya investasi dan perdagangan yang besar (foto: dok).
PM Jepang Shinzo Abe melakukan lawatan ke-3 negara: Indonesia, Thailand dan Vietnam, di mana Jepang punya investasi dan perdagangan yang besar (foto: dok).

Lawatan PM Jepang Shinzo Abe ke-3 negara di Asia Tenggara pekan ini sebagian dipandang sebagai langkah diplomatik regional, di tengah-tengah hubungan yang tegang dengan Tiongkok, juga usaha untuk memperluas pasar perdagangan.

Jepang punya investasi dan perdagangan yang besar dengan Indonesia, Thailand dan Vietnam. Seorang jurubicara pemerintah mengungkapkan, perjalanan Abe pekan ini adalah untuk mempererat hubungan dengan negara-negara yang dipandang sebagai sumber-sumber penting pertumbuhan ekonomi regional.

Di Thailand, Jepang menanam lebih dari 60 persen dari semua investasi asing langsung, atau sekitar $10 milyar. Kunjungan Abe itu merupakan kunjungan pertama seorang perdana menteri dalam lebih dari sepuluh tahun.

Ekonom Thailand, Somphob Manargansan, mengatakan, Jepang telah secara aktif membina hubungan yang lebih erat dengan ASEAN, sebagian untuk menandingi pengaruh regional Tiongkok.

“Ini sangat berbeda dari gaya Jepang sebelumnya dalam berurusan dengan negara-negara asing. Kini kita melihat mereka lebih agresif dan radikal dalam memperkuat kerjasama dan hubungan di seluruh dunia. Tujuan mereka, terutama adalah untuk mengimbangi peran Tiongkok,”papar Manargansan.

Perselisihan wilayah telah mewarnai hubungan Tiongkok dengan Jepang, dan sebagian besar negara-negara di Asia Tenggara. Vietnam dan Filipina adalah negara penting dalam pertikaian tentang sumber-sumber mineral di Laut Cina Selatan, wilayah yang juga diklaim oleh Tiongkok. Pertikaian teritorial itu telah memecah-belah ASEAN yang beranggotakan 10 negara itu, karena negara-negara yang berhubungan erat dengan Tiongkok mendukung Beijing.

Jepang memiliki perselisihan wilayah lain dengan Tiongkok berkenaan dengan pulau-pulau di Laut Cina Timur. Percekcokan tentang pemilikan kepulauan Senkaku di Jepang yang disebut Diaoyu di Tiongkok itu, telah merusak hubungan dan mengurangi perdagangan bilateral dan investasi.

Carl Thayer, pakar strategi pertahanan Asia yang berkantor di Australia, mengutarakan, Abe berharap membina hubungan Jepang dengan Filipina dan Vietnam yang telah kuat itu melalui dialog pertahanan yang strategis.

“Saya melihat, posisi Jepang, sebagai kekuatan ke dua di bidang-bidang politik, diplomatik, keamanan dan pertahanan. Jika ada ketidakpastian strategis tentang kekuatan Amerika di Asia, Jepang menunjukkan kekuatannya di kawasan itu. Tiongkok tidak dapat mengusir Jepang yang memainkan peran proaktif, dan itu adalah harga yang harus dibayar Tiongkok karena mengklaim pulau-pulau Senkaku,” kata Thayer.

Hubungan yang memburuk dengan Tiongkok telah mengakibatkan ekspor Jepang ke Tiongkok menurun hingga lebih dari 8 persen tahun lalu. Ini dipandang serius karena Tiongkok adalah mitra dagang utama Jepang. ASEAN kini dipandang sebagai bagian penting strategi untuk mengganti hilangnya pasar di Tiongkok.

Tokyo dan Beijing telah lama memiliki hubungan diplomatik dan ekonomi dengan negara-negara Asia Tenggara, di mana agenda mereka dipandang penuh kecurigaan di masa lalu.

Ian Storey, peneliti senior di Lembaga Penelitian Asia Tenggara (ISEAS) di Singapura, mengemukakan, hubungan antara negara-negara Asia Timur dan ASEAN telah berbalik dari tahun-tahun setelah PD II. Menurut Storey, sewaktu Jepang menanam modal di Asia Tenggara pada tahun-tahun 1960-an, Jepang dikecam sama seperti yang dialami Tiongkok masa ini.

"Jepang dituduh masa itu, menjalankan kebijakan neo-imperialis, neo-kolonialis, di mana mereka hanya ingin menguras sumber-sumber alam Asia Tenggara, kemudian melempar barang-barang produksi mereka ke kawasan itu. Tentu saja, kecemasan ini berlebihan karena investasi Jepang telah menjadi sangat penting dalam perkembangan ekonomi Asia Tenggara. Jadi, kita menyaksikan sebagian keprihatinan yang sama terhadap Tiongkok,” ungkap Storey.

Para pejabat Tiongkok hanya sedikit berkomentar tentang lawatan perdana menteri Jepang ke Asia Tenggara, tetapi telah mengecam laporan-laporan bahwa Abe berusaha meningkatkan anggaran belanja militer sedikit sebagai tanggapan terhadap pertikaian teritorial.

Kantor-kantor berita pemerintah Tiongkok telah memperingatkan Jepang bahwa hubungan investasi akan terancam jika Tiongkok diprovokasi. Xinhua menyebut kebijakan luar negeri Jepang itu “tidak bijaksana” dan “merusak.”

Tiongkok adalah mitra dagang terbesar Jepang. Perniagaan antara kedua negara naik tiga kali lipat sejak tahun 2000 menjadi lebih dari $300 milyar. Tetapi dalam satu tahun terakhir, perdagangan telah surut setelah terjadi berbagai boikot dan protes kelompok nationalis di Tiongkok terhadap produk-produk Jepang.

Recommended

XS
SM
MD
LG