Tautan-tautan Akses

Korut Halangi Akses Pekerja Korsel ke Zona Industri Bersama


Tentara AS mengamati dari pos bea cukai dan imigrasi kendaraan-kendaraan dari Korea Selatan yang kembali dari kompleks industri gabungan Kaesong. (Foto: Dok)
Tentara AS mengamati dari pos bea cukai dan imigrasi kendaraan-kendaraan dari Korea Selatan yang kembali dari kompleks industri gabungan Kaesong. (Foto: Dok)

Korea Utara meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea dengan menghalangi akses Korea Selatan ke zona industri gabungan.

Korea Utara pada Rabu (3/4) menutup akses ke zona pabrik gabungan yang menghasilkan US$2 miliar per tahun untuk negara miskin tersebut, namun akan mengizinkan ratusan pekerja Korea Selatan untuk kembali ke rumah, ujar pihak berwenang, menepis kekhawatiran bahwa para pekerja tersebut akan dijadikan sandera.

Pabrik-pabrik di Taman Industri Kaesong diyakini masih beroperasi, namun keputusan Korea Utara untuk menutup pintu masuk merupakan indikasi lebih jauh meningkatnya ketegangan di semenanjung Korea. Pada Selasa, pemerintah Pyongyang mengatakan akan mengaktifkan kembali reaktor nuklirnya dan meningkatkan produksi bahan senjata nuklir.

Daerah industri tersebut belum secara resmi berhenti beroperasi sejak diresmikan pada Agustus 2000 sebagai bagian dari upaya memperbaiki hubungan antara kedua negara Korea. Zona ini meliputi 123 perusahaan dan mempekerjakan 50.000 warga Korea Utara dan ratusan pemilik usaha dan manajer Korea Selatan.

Lebih dari 800 orang Korea Selatan menginap semalam di taman tersebut, yang terletak di sebelah utara perbatasan yang memiliki penjagaan bersenjata paling besar di dunia. Kementerian Unifikasi Korea Selatan menuntut taman itu dibuka kembali.

Juru bicara Kementerian Kim Hyng-suk mengatakan pihak Pyongyang mengizinkan warga Korea Selatan kembali ke rumah dari Kaesong. Tiga pekerja kembali pada Rabu pagi, sementara puluhan lain dijadwalkan kembali sore. Namun Kim mengatakan bahwa 480 warga Korea Selatan yang akan pergi ke taman itu Rabu telah ditolak masuk.

Pihak Korea Utara menyatakan situasi politik terkini di Semenanjung Korea sebagai alasan memblokir akses untuk pekerja Korea Selatan ke Kaesong, ujar Kim.

Di antara ratusan warga Korea Selatan yang menunggu akses ke Kaesong Rabu, ada kekhawatiran bahwa tempat itu akan ditutup secara permanen, menutup semua kerja sama antara kedua Korea.

“Kepercayaan antara Korea Utara dan Selatan akan hancur, dan kepercayaan yang kita miliki dari para pembeli. Kami akan menanggung rugi karenanya,” ujar Lee Eun-haeng, yang mengelola perusahaan pakaian di Kaesong, di kantor bea cukai kota Paju, sebelah selatan perbatasan.

Perusahaan Lee mempekerjakan 600 orang Korea Utara dengan upah rata-rata $130 per bulan.

Pejabat perusahaan lain, Jang Sun-woo, mengatakan para pekerja Korea Utara sudah tidak ramah sejak akhir pekan lalu dan ada kekhawatiran adanya kesulitan mengirim pasokan dan minyak untuk operasi.

Perusahaan-perusahaan Korea Selatan membayar biaya total $80 juta per tahun untuk upah pekerja di zona tersebut. Proyek Kaesong menghasilkan hampir $2 miliar dalam perdagangan untuk Korea Utara, menurut data-data dari Korea Selatan.

Kementerian Unifikasi mengatakan sudah ada rencana jika terjadi penyanderaan, namun tidak membahas lebih lanjut. Korea Utara menyandera warga Korea Selatan pada 2009 ketika pekerja tersebut dianggap menghina Korea Utara.

Banyak ahli memperkirakan Pyongyang tidak akan mengorbankan zona tersebut, mengingat pendapatan yang dihasilkannya.

“Ini sepertinya merupakan langkah sementara untuk meningkatkan ketegangan dengan Korea Selatan, karena telah mendeklarasikan keadaan perang dan dicemooh karena tetap mempertahankan Kaesong untuk alasan finansial,” ujar Cheong Seong-chang dari lembaga riset Sejong Institute di Seoul.

“Setidaknya sampai akhir April, ketika latihan-latihan militer (Korea Selatan/AS) berakhir, Korea Utara sepertinya akan terus meningkatkan ketegangan seperti yang dilakukannya pada tahun-tahun sebelumnya. Pesan yang ingin disampaikan adalah bahwa mereka bisa menekan Kaesong.”

Berita penutupan Kaesong melukai pasar finansial Korea Selatan. Mata uang won diperdagangkan dengan tingkat terbawah dalam 6,5 bulan terakhir pada perdagangan awal. (AP/Reuters)

Recommended

XS
SM
MD
LG