Tautan-tautan Akses

Kasus MERS di Korea Selatan Menurun


Para penumpang kereta bawah tanah mengenakan masker untuk melindungi dari kemungkinan tertular virus MERS di Seoul, Korea Selatan (18/6).
Para penumpang kereta bawah tanah mengenakan masker untuk melindungi dari kemungkinan tertular virus MERS di Seoul, Korea Selatan (18/6).

Meskipun jumlah penularan MERS di Korea Selatan menurun, para pakar memperingatkan kemungkinan lebih banyak kasus akan muncul di wilayah lain.

Korea Selatan telah menerapkan upaya untuk mencegah orang-orang terpapar virus MERS yang mematikan itu. Kementerian Kesehatan Korea Selatan telah bekerja sama dengan Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) untuk memberantas wabah itu.

Di Korea Selatan, pekerja kesehatan mengambil upaya pencegahan ekstra dengan pasien-pasien yang diduga mengidap MERS, virus penyebab gangguan pernapasan yang berasal dari Timur Tengah. Sebagian besar yang mengidap virus itu pernah kontak dengan penderita penyakit itu. Gejala MERS mirip dengan flu, tetapi MERS menjangkiti paru-paru.

Pakar penyakit menular Dr. Bruce Merchant berbicara melalui Skype.

“Bedanya adalah – pengidap flu biasanya sakit beberapa hari lalu berangsur membaik. Tapi dengan MERS, kalau pengidapnya sampai terkena pneumonia, maka akibatnya bisa fatal. Antara 20 sampai 40 persen meninggal dunia,” ujarnya.

Dia Korea Selatan, tingkat kesembuhan para penderita MERS sepertinya lebih tinggi. Namun, satu-satunya pengobatan yang tersedia adalah mengurangi demam dan gejala lain.

“Korea Selatan adalah negara industri maju dengan sistem layanan kesehatan yang sangat baik dan mereka mengatasi situasi ini sejak dini dan telah mengambil langkah-langkah penting,” tambah Dr. Merchant.

Sebagian langkah itu termasuk sanitasi bus-bus dan memeriksa suhu anak-anak di sekolah-sekolah yang telah dibuka kembali.

MERS muncul tiga tahun lalu di Timur Tengah, di mana virus itu telah menyebabkan sebagian besar kematian sejauh ini. Lebih dari 1.000 orang telah tertular, dan virus itu telah menewaskan hampir 500. Siapapun bisa tertular MERS, tetapi mereka yang paling rentan dan berisiko meninggal dunia adalah orang yang sangat muda, lansia, dan mereka yang sistem kekebalannya tidak cukup kuat untuk melawan penyakit itu.

Dr. Keiji Fukuda dari WHO memberikan harapan bagi diakhirinya wabah itu. Ia mengatakan, “Kami tidak melihat perubahan yang membuat virus itu lebih ganas.”

WHO mengatakan kasus-kasus baru telah berkurang di Korea Selatan dan memperkirakan virus MERS dapat dicegah penularannya disana pada bulan Juli. Tetapi para pakar mengatakan satu-satunya cara untuk benar-benar mengontrol MERS adalah dengan mengatasinya di Timur Tengah di mana virus itu masih menyebar.

Apabila virus itu merebak di negara dengan sistem layanan kesehatan yang buruk, seperti Ebola, akan perlu waktu lebih lama untuk mengatasinya.

XS
SM
MD
LG