Tautan-tautan Akses

Wapres Jusuf Kalla Dijamu Makan Siang Food Truck di Washington DC


Wakil presiden Jusul Kalla berinteraksi dengan para pemilik food truck asal Indonesia di Washington, DC (Dok: VOA)
Wakil presiden Jusul Kalla berinteraksi dengan para pemilik food truck asal Indonesia di Washington, DC (Dok: VOA)

Di sela-sela kunjungannya ke Washington, DC untuk menghadiri KTT Keamanan Nuklir, wakil presiden Jusuf Kalla dan Ibu Mufidah Jusuf Kalla beserta rombongan datang ke kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Washington, DC dan bertemu tiga pemilik food truck asal Indonesia.

Di sela-sela kunjungannya ke Washington, DC untuk menghadiri KTT Keamanan Nuklir, wakil presiden Jusuf Kalla dan Ibu Mufidah Jusuf Kalla beserta rombongan datang ke kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Washington, DC.

Wapres Jusuf Kalla dan Ibu Mufidah Jusuf Kalla berforo bersama staf KBRI Washington, DC (Dok: VOA)
Wapres Jusuf Kalla dan Ibu Mufidah Jusuf Kalla berforo bersama staf KBRI Washington, DC (Dok: VOA)

Kunjungan ini diawali dengan foto bersama dengan Jusuf Kalla dan seluruh staf KBRI, lalu kemudian dilanjutkan dengan tur ke dalam gedung KBRI.

“Memang beliau ini kan di Jakarta kita semua tahu agendanya padat, sibuk. Di sini saya ingin beliau juga bisa menikmati sisi lain dari kehidupan hari-hari normal kita di sini, lepas dari rutinitas, lepas dari suasana yang diatur dari menit ke menit,” papar Duta Besar Republik Indonesia untuk Amerika Serikat, Budi Bowoleksono kepada VOA Indonesia saat ditemui di acara tersebut.

Wapres Jusuf Kalla tur ke gedung KBRI di sela kunjungannya ke Washington, DC (Dok: VOA/Irfan Ihsan)
Wapres Jusuf Kalla tur ke gedung KBRI di sela kunjungannya ke Washington, DC (Dok: VOA/Irfan Ihsan)

Walau pun bukan pertama kalinya berkunjung ke KBRI, Jusuf Kalla menyempatkan diri untuk meninjau seluruh ruangan, sambil beramah tamah dengan para staf setempat beserta keluarga.

“Menurut beliau ini sudah yang ketiga kalinya (berkunjung ke KBRI) ya. Di ruang kerja saya ada perahu pinisi dari perak itu hadiah beliau untuk KBRI. (Kata beliau) ‘oh ini hadiah dari saya,’ tutur Budi Bowoleksono.

Acara kemudian dilanjutkan dengan makan siang santai bersama. Nampak tiga food truck berwarna-warni milik warga Indonesia di halaman parkiran KBRI yang siap menyajikan hidangan khas Indonesia untuk Jusuf Kalla dan warga yang hadir.

Tiga food truck tersebut adalah Java Cove dan Sate Truck yang menjual makanan Indonesia, serta Nom Nom Gourmet yang tidak hanya menjual masakan Indonesia, tetapi juga menghadirkan menu dari negara-negara di Asia Tenggara.

“Saya ingin kasih tahu ke beliau, ‘Pak ini ada teman-teman Indonesia yang berjuang keras, gigih, bukan saja untuk mencari penghidupan tapi ini kan diplomat juga. Ini kan mereka mempromosikan kuliner Indonesia’” jelas Budi Bowoleksono.

Duta Besar RI untuk AS, Budi Bowoleksono dan staff KBRI mempersiapkan food truck untuk jamu wapres Jusuf Kalla (Dok: VOA)
Duta Besar RI untuk AS, Budi Bowoleksono dan staff KBRI mempersiapkan food truck untuk jamu wapres Jusuf Kalla (Dok: VOA)

Budi Bowoleksono menambahkan berbagai cara bisa dilakukan untuk berdiplomasi, termasuk dalam hal kuliner.

“Diplomasi kan enggak harus teman-teman saya di gedung (KBRI) yang melakukannya, kita semua bisa punya peran untuk melakukan diplomasi,” lanjutnya.

Di acara tersebut Jusuf Kalla sempat berbincang dengan ketiga pemilik food truck mengenai bisnis mereka dan melihat dapur di dalam truk.

Eko Buntoro, salah satu pemilik food truck Nom Nom Gourmet yang menjual makanan Indonesia (Dok: VOA)
Eko Buntoro, salah satu pemilik food truck Nom Nom Gourmet yang menjual makanan Indonesia (Dok: VOA)

“(Beliau) tanya sudah berapa lama kita bisnis, bagaimana bisnisnya di AS, lalu apa yang bisa beliau bantu. Kita bilangnya kasih kita peluang untuk bisa ekspansi di AS,” papar Eko Buntoro salah satu pemilik dari food truck Nom Nom Gourmet.

“Kesan-kesannya ketemu dengan bapak wakil presiden senang sekali bisa berjumpa dengan beliau dan berbincang-bincang sejenak. Pak JK cuman tanya berapa omzetnya, berapa orang yang beli. Senang saja bisa kumpul-kumpul, bisa ngobrol-ngobrol sebentar,” jelas Putra Mohammad dari food truck Sate Truck.

Sama-sama berasal dari Sumatera, pemilik food truck Java Cove, Andre Masfar, juga senang bisa bertemu dengan ibu Mufidah Jusuf Kalla.

Food Truck Java Cove milik warga Indonesia di Washington, DC (Dok: VOA)
Food Truck Java Cove milik warga Indonesia di Washington, DC (Dok: VOA)

Surprise juga sih, ibunya yang ngobrol, beli sate sama rendang. Senang saja, sempat ngobrol cuman ditanya, 'kamu padangnya di mana?' Di bukit tinggi,” kata Andre Masfar

Menurut Jusuf Kalla, food truck di AS merupakan suatu usaha yang bagus yang juga merupakan semangat wirausaha yang baik.

“Sebenarnya sudah ada di Indonesia, dalam bentuk yang lebih kecil. Ini menarik untuk menghindari kaki lima tetap. Apalagi kan biasanya orang beli hanya untuk jam makan saja. Setelah itu bersih,” papar Jusuf Kalla saat menjawab pertanyaan media di KBRI.

Jusuf Kalla menambahkan, bisnis food truck yang terus melonjak di AS juga bisa ditiru di Indonesia, terutama dalam hal kebersihan, kecepatan memasak, dan kesegarannya.

Food Truck Sate Truck milik warga Indonesia di Washington, DC (Dok: VOA)
Food Truck Sate Truck milik warga Indonesia di Washington, DC (Dok: VOA)

Saat ini di Washington, DC ada sekitar lima food truck milik warga Indonesia yang beroperasi setiap harinya. Melalui pertemuan Jusuf Kalla dengan para pengusaha food truck di Washington, DC, Budi Bowoleksono yakin hal ini bisa mendorong calon-calon pebisnis food truck yang lain.

“KBRI bekerja sama dengan kantor walikota Washington, DC memberi pelatihan ke teman-teman, bagaimana sih caranya mendapat license untuk bisa berjalan seperti ini. Sementara kalau ada chef dari Indonesia datang, saya juga minta mereka untuk memberi pelatihan bagaimana menyajikan makanan yang layak saji dengan harga yang terjangkau,” jelas Budi Bowoleksono.

Budi Bowoleksono mengaku selalu mengikuti pergerakan food truck milik warga Indonesia setempat.

“Kadang-kadang mereka enggak tahu saya antre kayak orang biasa. Kadang-kadang mereka enggak tau saya beli,” ujar Budi Bowoleksono.

Menjamurnya food truck di AS, termasuk di Washington, DC menjadi tantangan besar untuk bersaing bagi para pebisnis kuliner Indonesia setempat. Beberapa restoran Indonesia di AS banyak yang tutup karena kalah bersaing. Penyebabnya menurut Jusuf Kalla adalah terkadang restoran tidak fokus, karena menyediakan terlalu banyak jenis makanan.

“Tidak perlu banyak sebenarnya makanannya. Harus dikenal dulu. Kadang-kadang kita sulitnya ingin memaksakan selera. Padahal makanan kita harus menyesuaikan selera di sini sebenarnya dengan gaya Indonesia,” papar Jusuf Kalla.

Lain halnya dengan makanan dari negara lain seperti Thailand, China dan Vietnam, Jusuf Kalla mengatakan makanan Indonesia belum begitu dikenal.

“Yang paling penting harus menyesuaikan dengan selera sini, jangan terlalu pedas,” tambahnya.

Budi Bowoleksono berharap akan ada semakin banyak lagi food truck Indonesia yang beroperasi di Washington, DC.

“Jangan cuman tiga. Jadi 30 gitu loh, 100, 200 (food truck).”

XS
SM
MD
LG