Tautan-tautan Akses

Iran Bayar Mahal dalam Pertahankan Rezim di Suriah


Warga dan tentara membawa peti jenazah seorang jenderal dan beberapa bawahannya yang tewas dalam perang di Suriah, dalam upacara pemakaman di Teheran (6/2). (AP/Vahid Salemi)
Warga dan tentara membawa peti jenazah seorang jenderal dan beberapa bawahannya yang tewas dalam perang di Suriah, dalam upacara pemakaman di Teheran (6/2). (AP/Vahid Salemi)

Iran kehilangan lebih banyak tentara di negara yang diamuk perang itu dalam enam bulan terakhir dibandingkan dua tahun sebelumnya.

Mempertahankan Presiden Suriah Bashar al-Assad tetap berkuasa mengakibatkan kerugian fatal bagi Iran.

Iran kehilangan lebih banyak tentara di negara yang diamuk perang itu dalam enam bulan terakhir dibandingkan dua tahun sebelumnya.

Lebih dari 280 tentara Iran tewas di Suriah sejak September tahun lalu, menurut analisis Levantine Group tentang korban yang dilaporkan media Iran.

Kemauan untuk menanggung kehilangan pada laju yang sedemikian tingginya adalah bukti Teheran bukan sekedar memberi komitmennya pada keberlangsungan rezim Assad, tetapi juga menunjukkan keinginan Iran untuk menggantikan militer rezim Asad yang semakin lemah.

“Operator Iran bukan sekedar penasihat militer yang disebarkan di jajaran militer rezim itu,” kata analis geopolitik dan keamanan Michael Horowitz.

“Nyatanya, pasukan Iran dikonsentrasikan di sekeliling Aleppo, temoat mereka bertempur untuk Assad,” katanya. “Mereka berada di garis depan, dan bukan sekedar berperan sebagai penasihat.”

Dua bulan yang lalu paling banyak makan korban pasukan Iran dan terkait langsung dengan pertempuran di dan sekeliling Aleppo.

Pasukan Teheran kehilangan 50 tentara selama kontra-ofensif baru-baru ini, yakni bulan lalu di Aleppo selatan, menurut analisis Levantine Group.

Pada Februari 64 tentara tewas, 51 diantaranya dalam kurun 10 hari ketika berlangsung ofensif di Aleppo utara. [jm]

XS
SM
MD
LG