Tautan-tautan Akses

Hasil Pertemuan Oposisi Suriah di Turki: Presiden Assad Harus Mundur


Pihak oposisi Suriah melambai-lambaikan bendera nasional mereka setelah mengakhiri pertemuan dua hari di kota Antalya, Turki (2/6).
Pihak oposisi Suriah melambai-lambaikan bendera nasional mereka setelah mengakhiri pertemuan dua hari di kota Antalya, Turki (2/6).

Kelompok oposisi Suriah mengakhiri pertemuan dua hari di Antalya, Turki hari Kamis dengan tuntutan agar Presiden Bashar al-Assad mundur.

Pemimpin-pemimpin oposisi Suriah menuntut Presiden Assad segera mengundurkan diri dan menyerahkan kekuasaan kepada wakilnya, menunggu pembentukan dewan peralihan untuk bergerak ke arah demokrasi.

Sebuah komunike oleh ke-300 anggota delegasi kelompok oposisi yang menghadiri konperensi di Turki menyatakan bahwa mereka “terikat pada tuntutan rakyat Suriah untuk menjatuhkan rejim itu.”

Milhem Droubi dari Persaudaraan Muslim menegaskan bahwa tuntutan reformasi semula oleh kelompok oposisi tidak lagi mencukupi dan sekarang pemimpin-pemimpinnya menyerukan agar rejim itu diganti.

Ia mengatakan tuntutan sekarang berbeda dari tuntutan kemarin, karena darah telah mengalir. Presiden Assad, ujarnya, harus minta maaf setelah ratusan orang, laki-laki, perempuan dan anak-anak tewas, dan pihak oposisi tidak akan memaafkan semua tindakan ini terhadap rakyat. Pihak oposisi, tegasnya, setuju dengan rakyat bahwa rejim itu harus digulingkan.

Droubi menambahkan pemerintah Suriah juga harus membayar ganti rugi kepada para keluarga korban, membebaskan semua tahanan politik, mengirim balik tentaranya ke barak militer, mengizinkan demonstrasi damai dan menyiapkan proses pemilu.

Sementara itu, tentara pemerintah terus menggempur kota Rastan dengan tembakan artileri dan tank-tank hari Kamis, membuat kota itu tanpa aliran listerik, air dan telepon selama enam hari berturut-turut. Para aktivis kelompok oposisi mengatakan sedikitnya 15 orang tewas dalam 24 jam terakhir.

Biarpun dengan adanya penumpasan itu, pemerintah Suriah hari Rabu mengumumkan akan membentuk Komite Dialog Nasional yang membolehkan warga Suriah memperdebatkan masa depan politik mereka. Amnesti juga diumumkan bagi ratusan tahanan politik, termasuk para anggota Persaudaraan Muslim.

Ahmed Haj Ali, analis pro-pemerintah di Damaskus, mengatakan kepada televisi al-Hura yang didanai Amerika bahwa tidak jelas aktivis mana yang mewakili kelompok oposisi, dan siapa yang akan ikut serta dalam perdebatan itu.

Ia mengatakan banyak pertanyaan mengenai siapa yang mewakili kelompok oposisi yang sesungguhnya dan mereka harus diperiksa dalam beberapa hari mendtaang. Ia mengatakan bahwa pengampunan yang baru saja dikeluarkan presiden memberi peluang bagi anggota-anggota oposisi kembali ke Suriah dan menjadi bagian dari proses politik jika mereka memilih berbuat demikian.

XS
SM
MD
LG