Tautan-tautan Akses

Harapan Temukan 219 Siswi Nigeria yang Diculik Memudar


219 anak perempuan Nigeria memegang poster kecil bertuliskan nama 219 siswi Chibok korban penculikan dalam aksi peringatan setahun penculikan di ibukota Abuja, Selasa (14/4).
219 anak perempuan Nigeria memegang poster kecil bertuliskan nama 219 siswi Chibok korban penculikan dalam aksi peringatan setahun penculikan di ibukota Abuja, Selasa (14/4).

Warga Nigeria menggelar aksi khidmat hari Selasa (14/4) untuk mengingat ke-219 siswi yang diculik oleh militan Boko Haram setahun lalu.

Setahun telah berlalu sejak ratusan siswi diculik militan Islam Boko Haram dari sekolah mereka di Nigeria timurlaut. Meski masih menjadi isu internasional, tetapi presiden baru negara itu mengatakan tidak akan berjanji bisa menemukan mereka.

Aksi khidmat digelar hari Selasa (14/4) untuk mengingat ke-219 siswi yang masih hilang itu. Di Abuja, ibukota Nigeria, 219 anak perempuan berdiri di jalanan dan masing-masing memegang poster kecil bertuliskan nama korban penculikan itu.

“Kami yakin mereka masih hidup,” kata Allan Manasseh, saudara laki-laki salah satu korban yaitu Maryamu Wavi, usia 18 tahun. Ia berbicara kepada kantor berita AP.

Tetapi harapan tampaknya mulai memudar, satu tahun sejak penculikan massal tanggal 14-15 April itu.

Presiden terpilih Muhammadu Buhari, yang akan mulai menjabat akhir Mei, menyadari ia harus jujur mengenai kemungkinan ditemukannya para siswi itu.

“Kita tidak tahu apakah siswi-siswi dari Chibok itu bisa diselamatkan. Keberadaan mereka masih belum diketahui,” katanya dalam pernyataan. “Meski ingin, saya tidak bisa berjanji bahwa kita bisa menemukan mereka.”

Komentar tersebut berbeda dari presiden sebelumnya Goodluck Jonathan. Pemerintahan Jonathan, yang awalnya sempat membantah telah terjadi penculikan, berulangkali berjanji akan menyelamatkan para siswi itu.

Para aktivis juga telah mengganti slogan “Bawa Pulang Anak Perempuan Kami Hidup-Hidup” dengan slogan “Mereka Tidak Akan Dilupakan.”

Tetapi beberapa orang yang mengikuti aksi khidmat hari Selasa itu berkeras tetap menuntut tanggungjawab pemerintah.

“Kami datang untuk meminta pemerintah agar bertindak lebih banyak. Kami ingin para siswi itu pulang sekarang juga dalam keadaan selamat,” kata Solamipe Onifade, usia 16 tahun.

Di Chibok, puluhan kerabat dan warga berkumpul di bekas sekolah itu yang kini tinggal puing-puing.

Recommended

XS
SM
MD
LG