Tautan-tautan Akses

Gunung Tangkuban Perahu Meletus


Asap gas beracun disertai material padat keluar dari letusan di Kawah Ratu Gunung Tangkuban Perahu (foto: R. Teja Wulan/VOA).
Asap gas beracun disertai material padat keluar dari letusan di Kawah Ratu Gunung Tangkuban Perahu (foto: R. Teja Wulan/VOA).

Setelah ditetapkan berstatus 'waspada' sejak akhir Februari lalu, Gunung Tangkuban Perahu meletus dan mengeluarkan gas beracun serta material padat.

Aktivitas Gunung Tangkuban Perahu semakin meningkat setelah dinyatakan berstatus “Waspada” sejak akhir Februari lalu. Sepanjang akhir Februari hingga Maret ini, gunung yang dikenal sebagai tempat wisata kawah tersebut telah meletus hingga lima kali.

Letusan yang dikeluarkan oleh Gunung Tangkuban Perahu termasuk ke dalam letusan freatik, yaitu letusan yang tidak bersumber dari magma, melainkan terjadi akibat adanya tekanan gas.

Meski demikian, saat ini letusan tersebut tidak hanya mengeluarkan gas beracun, namun juga material padat, di antaranya abu, lumpur, dan uap air. Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi atau PVMBG, Surono mengatakan, energi letusan Gunung Tangkuban Perahu saat ini cenderung meningkat.

Tekanannya diperkirakan 1000 meter dari bagian dalam kawah, atau lebih dalam dibandingkan letusan tremor pada akhir Februari lalu. Oleh karena itu PVMBG merekomendasikan tidak adanya aktivitas masyarakat pada radius 1,5 kilometer dari Kawah Ratu Gunung Tangkuban Perahu.

Surono menjelaskan, “Memang beberapa kali terjadi letusan, ada sebaran abu lah di sekitar kawah itu dengan ketebalan sekitar 3 milimeter. Jadi sekarang ini letusan Tangkuban Perahu itu bukan hanya asap saja, sudah mengeluarkan material padat.”

Untuk mengantisipasi bencana yang meluas akibat letusan Gunung Tangkuban Perahu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Provinsi Jawa Barat menutup kawasan wisata tersebut dari segala aktivitas manusia, baik aktivitas wisata maupun berdagang.

Kepala BPBD Provinsi Jawa Barat, Udjwalaprana Sigit mengatakan, pihaknya telah menyiapkan jalur evakuasi untuk warga sekitar yang terkena dampak letusan. Selain itu, pengamanan intensif juga terus dilakukan di Posko Pengamatan Gunung Api atau Posko PGA.

Udjwalaprana Sigit mengatakan, “Pada hari ini masih kita tutup, dalam artian harus steril dari semua aktivitas manusia. Keselamatan jiwa mereka yang kita utamakan, karena memang statusnya masih ‘waspada’.”

Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf mengimbau masyarakat, khususnya pedagang di sekitar tempat wisata tersebut, agar mematuhi larangan untuk tidak memasuki kawasan letusan yang berbahaya. Ia pun dengan tegas meminta pengertian dan kerja sama berbagai pihak, untuk lebih mengutamakan keselamatan pada saat terjadi bencana alam.

“Pedagang pun juga harus memahami kondisi ini. Apabila kondisinya ini adalah statusnya sudah ‘waspada’, sebaiknya ya kita break dulu. Saya tegas mengatakan ini, bahwa kita minta kerja sama semua pihak. Keselamatan jauh lebih penting daripada menyelamatkan,” ujar Dede Yusuf.

Hingga saat ini abu vulkanik masih menyelimuti kawasan Gunung Tangkuban Perahu, dengan ketebalan 3 milimeter. Abu tersebut menyelimuti sejumlah tempat yang berjarak sekitar 800 hingga 1000 meter dari Kawah Ratu.

Sebagian warga di Kabupaten Subang yang lokasinya memang dekat dengan Gunung Tangkuban Perahu juga merasakan hujan abu yang terbawa oleh hembusan angin. Tonase asap yang dikeluarkan oleh gunung tersebut saat ini mencapai 1 ton. Hingga kini Gunung Tangkuban Perahu masih berstatus “waspada” dan tertutup untuk umum.

Recommended

XS
SM
MD
LG