Tautan-tautan Akses

Eksekutif Film Tinggalkan Hollywood, Bantu Keluarga Miskin di Kamboja


Seorang anak laki-laki Kamboja menarik ban sepeda di tempat pembuangan sampah Stung Meanchey di Phnom Penh.
Seorang anak laki-laki Kamboja menarik ban sepeda di tempat pembuangan sampah Stung Meanchey di Phnom Penh.

Bagi Scott Neeson, menyaksikan anak-anak yang sakit di tumpukan sampah telah mengubah hidupnya selamanya.

Scott Neeson menghabiskan hampir tiga dekade menjual keajaiban Hollywood ke seluruh layar di dunia sebagai CEO perusahaan film, sampai kunjungan singkat ke tempat pembuangan sampah Stung Meanchey di Phnom Penh menyentaknya.

"Saya menjalani hidup yang sangat beruntung di Barat," ujarnya tentang momen yang menentukan pada 2003 itu.

"Saya tinggal di Hollywood sebagai pria lajang, dikelilingi banyak perempuan cantik, kapal, mobil, bintang film -- dan tiba-tiba dihadapkan pada ekstrem lain. Sangat sulit untuk membalikkan badan setelah melihatnya."

Setelah bekerja 26 tahun dalam industri film, Neeson, mantan presiden 20th Century Fox International di AS, mengatakan hidupnya berubah setelah melihat anak-anak yang sakit di atas tumpukan sampah. Setahun setelahnya, ia menjual kapal dan mobilnya dan pindah ke Kamboja dan mendirikan organisasi Dana Anak-Anak Kamboja (CCF).

Lembaga itu telah membuat perbedaan bagi hidup ribuan anak-anak dan keluarga paling miskin di Kamboja, dengan mendukung kampanye untuk pendidikan, gizi dan kesehatan.

Bagi anak-anak seperti Mao Liza, 10, dana Neeson berarti ia tidak perlu lagi membantu neneknya menjadi pemulung di gunungan sampah, tapi bisa belajar membaca dan menulis.

Kakak perempuannya, Suong Lida, 15, juga telah berhenti memulung. Ia sekarang membantu pekerjaan rumah sambil belajar Bahasa Inggris dan komputer di CCF.

"Saya ingin belajar di CCF karena kalau saya berpendidikan saya bisa mendapat pekerjaan," ujarnya. "Dan tentunya karena semua kelasnya gratis."

Kakak beradik itu mungkin tidak akan bersekolah jika Neeson tidak mengunjungi Stung Meanchey lebih dari 10 tahun lalu. Sejak itu, CCF telah memberikan pelatihan Bahasa Inggris, kemampuan komputer, menggambar dan melukis, sementara para remaja dan dewasa muda menerima pelatihan kejuruan, dan di beberapa kasus, bisa kuliah.

"Anda akan jatuh cinta pada anak-anak di sini," ujar Neeson. "Mereka luar biasa, punya banyak potensi, banyak harapan, dan saya berpikir saya dapat berbuat lebih banyak pada dunia daripada hanya membuat film."

Neeson, yang suatu kali mengawasi peluncuran film-film laris seperti Titanic dan Braveheart, mengatakan CCF juga memberikan bantuan keperluan dasar bagi keluarga miskin, dari pengobatan medis sampai sembako, supaya para orangtua tidak perlu pusing memilih menyekolahkan anak atau menjadikan mereka pencari nafkah atau mengawasi saudara-saudaranya.

"Saya memahami situasi itu. Pilihannya selalu antara bersekolah atau makan," ujar Neeson.

Bagi Sok Phal, paman Mao Liza, CCF telah memperbaiki kehidupan seluruh keluarga. Keponakan dan anak perempuannya sekarang bisa mengecap pendidikan, dan ia serta istrinya sekarang punya bemo tuk-tuk dan mesin jahit untuk mencari nafkah.

"Saya tidak pernah membayangkan anak-anak dapat berbicara Bahasa Inggris," ujarnya.

"Tapi sekarang mereka bisa. Dulu mereka tidak punya kesempatan bersekolah karena harus bekerja sebagai pemulung bersama saya, istri dan ibu saya."
XS
SM
MD
LG