Tautan-tautan Akses

21 Persen Tanaman Dunia Terancam Punah


Seorang bayi terbaring di atas daun lili air raksasa di Taman Botani Nasional Meise dekat Brussels, Belgia.
Seorang bayi terbaring di atas daun lili air raksasa di Taman Botani Nasional Meise dekat Brussels, Belgia.

Para ilmuwan mengatakan pemerintah harus melakukan lebih banyak upaya untuk menciptakan tempat-tempat pelestarian.

Peradaban modern telah merugikan flora dunia. Lebih dari 20 persen tanaman menghadapi kepunahan karena semakin banyak habitat mereka yang digunakan bagi pertanian dan urbanisasi.

Bunga lili air, misalnya, tidak lagi tumbuh di negara asalnya, Rwanda. Tanaman itu menjadi korban meluasnya populasi yang mengosongkan lahan bagi pertanian dan pembangunan kota.

Hal yang sama terjadi di banyak bagian dunia lainnya, menurut Steve Bachman, peneliti konservasi spesies.

“Penduduk semakin bertambah, dan kita perlu lahan. Pada dasarnya habitat alami diubah agar kita punya perkebunan kedelai, tanaman, ternak, dan hasilnya, itu menyebabkan banyak spesies kehilangan habitat," ujarnya.

Menurut laporan yang disusun Royal Botanic Gardens di London, dari 391.000 spesies tanaman yang terdaftar, lebih dari 80.000 diantaranya terancam punah. Selain karena pertanian dan urbanisasi, ancaman juga datang dari penebangan kayu dan pemotongan tanaman, serta perubahan iklim.

Para ilmuwan mengatakan pemerintah harus melakukan lebih banyak upaya untuk menciptakan tempat-tempat pelestarian.

“Tindakan nyata yang harus segera dilakukan adalah menentukan wilayah penting mana yang perlu dilestarikan karena kandungan tanamannya yang beragam, dan wilayah mana yang harus dikembangkan," ujar Kathy Willis dari Royal Botanic Gardens.

Tanaman sangat beragam. Setiap tahun ilmuwan mengidentifikasi sekitar 2.000 tanaman baru. Satu jenis sundew atau drosera sepanjang 1,5 meter dari Brasil ditemukan tahun lalu lewat Facebook oleh seorang pakar yang sedang melihat foto-foto yang dimuat oleh seorang penggemar anggrek.

Tanaman karnivora punya banyak penggemar di internet, tetapi yang lainnya tidak demikian. Dan itu, kata para ilmuwan, juga menimbulkan masalah. Botani bukan subyek populer di sekolah.

“Botani jarang diajarkan sebagai ‘pelajaran yang penting karena tanaman mendukung seluruh kesejahteraan manusia,’ dari peraturan perubahan iklim, lewat pangan dan serat dan energi," katanya.

Pakar botani yang bekerja mengumpulkan dan memasukkan data mengatakan untuk sekarang ini tugasnya sangat rumit sehingga tidak mungkin mendokumentasikan semua tanaman yang akan punah. [vm]

XS
SM
MD
LG