Tautan-tautan Akses

Cendekiawan Muslim Serukan Aksi Lawan Pemanasan Global


Kilang minyak di Shaybah, Arab Saudi, yang termasuk negara-negara penghasil minyak yang didesak untuk memimpin aksi penghapusan emisi gas rumah kaca.
Kilang minyak di Shaybah, Arab Saudi, yang termasuk negara-negara penghasil minyak yang didesak untuk memimpin aksi penghapusan emisi gas rumah kaca.

Seruan itu merupakan yang pertama dari para pemimpin umat Islam, yang menurut banyak pihak belum bersuara dalam debat mengenai pemanasan global.

Sejumlah cendekiawan Muslim dan aktivis lingkungan hidup dari sekitar 20 negara hari Selasa (18/8) menyerukan penghapusan tingkat emisi gas-gas rumah kaca global pada pertengahan abad ini, bergabung dengan para pemuka agama lain yang menyerukan dunia mengambil tindakan kuat melawan pemanasan global.

Para peserta sebuah seminar di Istanbul mengatakan seruan itu merupakan yang pertama dari para pemimpin umat Islam, yang menurut banyak pihak belum bersuara dalam debat mengenai pemanasan global.

Seruan itu muncul dua bulan setelah penerbitan ensiklik Paus Fransiskus mengenai perubahan iklim dan isu-isu lingkungan hidup lainnya, serta menjelang konferensi iklim PBB yang penting di Paris bulan Desember, saat para pemimpin dunia seharusnya mengadopsi persetujuan untuk melawan perubahan iklim.

"Saya kira deklarasi ini akan memberi insentif bagi aksi ambisius dan mendorong warga Muslim dunia, terutama negara-negara penghasil minyak," ujar Mohamed Adow, aktivis lingkungan hidup dari Kenya yang menghadiri seminar tersebut.

Para penyelenggara mengatakan deklarasi itu "selaras" dengan pesan Paus dan didukung oleh Dewan Pontifikasi untuk Keadilan dan Perdamaian.

Sekitar 60 delegasi mengadopsi deklarasi itu pada akhir seminar, termasuk ulama-ulama ternama dari Indonesia, Uganda, Lebanon dan Bosnia.

Namun beberapa pemimpin Islam yang berpengaruh absen dalam acara itu, termasuk ulama besar Turki, yang bahkan tidak mengirim perwakilan.

Masih perlu dibuktikan apakah pesan dari para cendekiawan itu diterapkan oleh para imam di masjid-masjid seluruh dunia.

"Beberapa dari mereka sayangnya tidak paham isu ini," ujar Fazlun Khalid dari Yayasan Islam untuk Ilmu Ekologi dan Lingkungan Hidup di Inggris, yang mengorganisir konferensi tersebut bersama badan amal Islamic Relief.

Deklarasi itu mendesak negara-negara kaya dan negara-negara penghasil minyak untuk memimpin upaya penghapusan emisi gas rumah kaca "tidak lebih lama dari pertengahan abad." Pembakaran minyak, batu bara dan gas adalah sumber utama emisi gas tersebut.

Para aktivis menyerukan agar tujuan tingkat emisi nol disertakan dalam persetujuan Paris, namun mereka menghadapi resistensi dari negara-negara utama penghasil minyak, termasuk yang di Timur Tengah. Tahun lalu, perwakilan Arab Saudi dalam pembicaraan iklim PBB di LIma mengatakan tidak realistik untuk mengharapkan penghapusan bahan bakar fosil dalam jangka pendek, mengingat permintaan energi yang tumbuh pesat dari negara-negara berkembang.

"Upaya ini tidak mendapat dukungan besar di dunia Arab," ujar Saleemul Huq dari Lembaga Lingkungan dan Pembangunan Internasional di London.

"Kami mencoba untuk mencari jalan lain dan membujuk Saudi bahwa ini tindakan yang benar."

XS
SM
MD
LG