Tautan-tautan Akses

Isu Senjata Pemusnah Masal - 2004-02-10


Orang-orang Amerika selama sepekan lalu memperdebatkan 2 isu penting. Dari sisi domestik, 7 negara bagian Amerika pada hari Selasa lalu memberikan pilihan mereka bagi calon presiden dari Partai Demokrat untuk menantang Presiden Bush dalam pemilu bulan November mendatang. Isu yang kedua adalah, warga Amerika mendengar berita mengejutkan dari orang yang telah dipilih oleh Presiden Bush untuk menemukan senjata pemusnah masal milik Saddam Hussein.

“Kita hampir semuanya salah” mengenai senjata pemusnah masal Irak. David Kay menyatakan hal ini kepada komite Senat Amerika minggu lalu. Kata-kata David Kay ini menggema ke seluruh dunia. Kay baru-baru ini mengundurkan diri sebagai kepala Iraq Survey Group yang membawahi 1400 orang. Organisasi ini telah menghabiskan waktu berbulan-bulan di Irak mencari senjata yang dilarang, dan tidak menemukan apapun. Tidak ada apapun yang mungkin ditemui, demikian kesimpulan Kay. Hal ini muncul hanya sekitar setahun setelah Menteri Luar Negeri Amerika, Colin Powell memaparkan kasus mengenai Irak dihadapan Dewan Keamanan P-B-B.

Dalam pidato kenegaraannya kepada bangsa Amerika bulan Januari 2003, Presiden George W.Bush menyatakan bahwa Saddam memiliki bahan untuk memproduksi sebanyak 500 ton sarin, mustard dan bahan VX, dan bekerja dengan 5 metode pemerkayaan uranium untuk membuat bom. Laporan Kay mengatakan bahwa dia sama sekali tidak dapat menemukan bukti adanya benda-benda tersebut. Itulah masalah utamanya. Amerika perang dengan Irak pada dasarnya karena pemerintahan Bush yakin bahwa Irak memiliki senjata seperti itu.

Hasil temuan Kay membawa tekanan politik yang besar pada presiden dan stafnya yang telah melancarkan perang. Temuan itu menimbulkan pertanyaan, bagaimana kesalahan ini dapat terjadi?

David Kay menganggap bahwa pemerintahan Bush mendapat informasi yang kurang tepat dari agen-agen intelijennya, khususnya Central Intelligence Agency atau C-I-A. Dia mendukung komisi independen “untuk memulai analisis fundamental” mengapa informasi intelijennya demikian cacat. Kay juga mengatakan pembicaraannya dengan sejumlah besar analis membuatnya percaya mereka tidak ditekan oleh para pejabat politik untuk membuat informasi intelijen tertentu. Tuduhan itu telah dilontarkan orang di Amerika maupun di Inggris.

Minggu ini, Presiden Bush memutuskan untuk menunjuk kelompok dari kedua partai, terdiri dari para pakar dalam pengumpulan dan penggunaan informasi intelijen, untuk menyelidiki. Pada hari yang sama di London, Perdana Menteri Inggris, Tony Blair mengumumkan, bahwa dia akan menunjuk panel bipartisan untuk melihat sekali lagi informasi intelijen yang digunakannya, yang sekarang nampaknya menjadi informasi intelijen yang cacat. Blair sendiri bersaksi pada hari Selasa. Salah satu penanya mengutip pernyataan Kay mengenai tidak adanya senjata terlarang. Blair berespon dengan mengutip penegasan Kay, bahwa Irak jelas telah melanggar sanksi P-B-B.

Apa yang terjadi dengan penyelidikan ini memiliki implikasi politik yang besar, baik untuk Bush maupun Blair. Bush menghadapi pemilihan umum bulan November tahun ini.

Namun, khususnya jika situasi politik di Irak tetap tidak menentu sebagaimana sekarang, lawan politiknya dari Partai Demokrat akan mengajukan pertanyaan mengenai alasannya menyerang Irak. Satu tanggapan yang mungkin, dan seringkali dikatakan oleh anggota pemerintahannya, “Dunia lebih aman tanpa Saddam Hussein”.

Presiden Bush, hari Senin pekan lalu memutuskan untuk memerintahkan sebuah penyelidik independen terhadap apa yang dinyatakan sebagai kegagalan intelijen Amerika. Keputusan yang merupakan kekalahan bagi presiden, yang telah membangun kasus ini untuk berperang karena kegagalan Saddam Hussein menyerahkan tumpukan senjata kimia dan biologisnya.

Sebuah penyelidikan mendalam terhadap bukti-bukti oleh sebuah kelompok penyelidik independen yang disegani, akan melihat kegagalan informasi intelijen dan peran pemerintahan Bush, bagaimana pemerintahan Bush memilih bagian-bagian tertentu saja dari sekelompok fakta kompleks. Tujuannya untuk memperbaiki kredibilitas Amerika kepada rakyatnya dan dunia.

Memperbaiki kredibilitas adalah penting, tulis seorang mantan pejabat urusan luar negeri pada masa pemerintahan partai Demokrat. “Ucapan Amerika harus dapat lagi menjadi jaminan”. Penyelidikan diharapkan berlangsung lebih dari setahun, berarti penemuannya tidak akan diketahui hingga setelah pemilihan Presiden bulan November.

Diterjemahkan oleh: Nia Sutadi

XS
SM
MD
LG