Tautan-tautan Akses

Ethiopia Bangun Rumah Sakit Modern


Seorang warga Ethiopia mendapat perawatan di sebuah rumah sakit (Foto: dok). Warga Ethiopia yang mampu banyak yang berobat ke luar negeri karena kurangnya fasilitas medis yang memadai di Ethiopia.
Seorang warga Ethiopia mendapat perawatan di sebuah rumah sakit (Foto: dok). Warga Ethiopia yang mampu banyak yang berobat ke luar negeri karena kurangnya fasilitas medis yang memadai di Ethiopia.

150 dokter Ethiopia yang tinggal di luar negeri mendirikan rumah sakit di negara asal mereka untuk memberikan pelayanan kesehatan modern dan mengurangi warga yang berobat ke luar negeri.

Kelompok dokter Ethiopia-Amerika, asosiasi lebih dari 150 dokter Ethiopia itu, merealisasikan impian mereka, dengan mendirikan rumah sakit yang modern di Ethiopia, lengkap dengan sekolah kedokteran dan pusat penelitian medis.

Dr. Yonas Legessa Cherinet dari asosiasi dokter itu mengatakan rumah sakit baru ini akan punya 27 spesialisasi medis yang saat ini tidak ada di Ethiopia.

Asosiasi dokter itu berharap semakin sedikit orang Ethiopia akan pergi ke luar negeri untuk berobat jika mereka bisa diobati di dalam negeri.

Sekarang ini banyak warga Ethiopia yang mampu pergi ke Asia, Timur Tengah dan Afrika Selatan. Bangkok Hospital di Thailand merawat lebih dari 6.000 warga Ethiopia pada tahun 2011 saja. Banyak biaya yang dibutuhkan, karena biaya pengobatan rata-rata sekitar $20.000.

Dr. Zelelam Abebe bekerja di sebuah klinik swasta di ibukota Ethiopia, Addis Ababa. Dia mengatakan ada permintaan yang besar akan pelayanan kesehatan yang berkelas di negeri itu.

“Saya harus merujuk beberapa orang ke rumah sakit luar negeri untuk berbagai operasi jantung, bedah otak dan kanker stadium lanjut,” kata dr. Zelelam.

Dr. Yonas mengatakan menyediakan fasilitas bagi orang Ethiopia supaya mereka jangan berobat ke luar negeri, berarti rumah sakit harus dikelola berbeda - dan lebih baik - dibandingkan dengan sebagian besar rumah sakit di negeri itu.

“Alasan yang mereka sebut (kenapa pergi ke luar negeri) bervariasi dari kualitas layanan sampai cara mereka diperlakukan dengan hormat. Jadi kami ingin membawa budaya baru tentang perawatan kesehatan yang akan berpusat pada pasien,” kata dr. Yonas.

Tapi dengan pendapatan tahunan rata-rata sebesar $1.200, sebagain besar warga Ethiopia tidak akan mampu membayar biaya perawatan di rumah sakit baru itu. Dr Yonas mengatakan dana akan digalang untuk mereka yang mempunyai masalah keuangan.

“Kami juga mempunyai dana EDG, yaitu mengurangi 10 persen dari keuntungan kami untuk orang-orang yang tidak mampu membayar layanan berkualitas,” ungakap dr. Yonas.

Rumah sakit itu dijadwalkan mulai beroperasi pada tahun 2016 dan mempekerjakan 300 hingga 400 orang, 50 diantaranya adalah dokter. Beberapa dokter yang tinggal di luar negeri akan kembali ke Ethiopia, sementara yang lainnya akan melakukan kunjungan beberapa minggu per tahun bertukar pengalaman dengan rumah sakit itu. (VOA/Marthe Van Der Wolf).
XS
SM
MD
LG