Tautan-tautan Akses

Menlu Kerry: AS Tetap Komitmen pada Solusi Diplomatik atas Nuklir Iran


Menlu AS John Kerry memberikan pernyataan soal kebijakan AS terhadap program nuklir Iran di Washington, Jumat 8/2 (foto: dok).
Menlu AS John Kerry memberikan pernyataan soal kebijakan AS terhadap program nuklir Iran di Washington, Jumat 8/2 (foto: dok).

Namun, Menlu AS John Kerry mengatakan bahwa Presiden Barack Obama siap melakukan langkah 'apa saja yang perlu' guna mencegah Iran memiliki senjata nuklir.

Baru menjabat seminggu penuh, Menteri Luar Negeri Kerry berurusan dengan isu-isu global paling mendesak: program nuklir Iran, pertumpahan darah berkelanjutan di Suriah, situasi di Mali, dan hak azasi di seluruh dunia.

Dalam pertemuan bilateral pertamanya sebagai diplomat tinggi Amerika, Menteri Kerry mengatakan pilihan terpulang kepada Iran apakah siap melakukan pembicaraan atau menjadi semakin terisolasi.

Ia mengatakan Presiden Obama menginginkan solusi diplomatik pada sengketa mengenai program nuklir Iran, tetapi siap untuk mengambil langkah-langkah lain guna mencegah negara itu mendapat senjata nuklir.

"Presiden menegaskan, ia lebih memilih solusi diplomatik, tetapi jika itu tidak bisa dicapai, ia siap melakukan apa saja guna memastikan Iran tidak memiliki senjata nuklir," tegas Kerry.

Kerry mengatakan kelompok P5 +1, terdiri atas anggota tetap Dewan Keamanan PBB ditambah Jerman, "bersatu" dalam upaya mencegah Iran memperoleh senjata nuklir.

Ditambahkan, kebijakan dua jalur, tekanan dan keterlibatan, akan berlanjut. Ia mengatakan, "jendela untuk diplomasi masih terbuka" bagi Iran, dengan mitra-mitra internasional setuju bertemu Iran di Kazhatstan dalam dua minggu.

"Sikap kami tegas. Pilihan benar-benar pada akhirnya terpulang kepada Iran. Masyarakat internasional siap menanggapi jika Iran siap membicarakan substansi nyata dan membahas masalah yang sangat jelas yaitu program nuklirnya. Jika tidak siap, maka mereka memilih membiarkan diri semakin terisolasi," papar Kerry.

Menteri Luar Negeri Kanada John Baird, yang hari Jumat menjadi tamu Kerry di Departemen Luar Negeri Amerika, ikut menyampaikan kekhawatiran bila Iran bersenjata nuklir.

"Kami percaya, selain mendukung terorisme, selain catatan HAM negara itu yang semakin buruk, ancaman dari Iran yang bersenjata nuklir adalah ancaman terbesar bagi perdamaian dan keamanan internasional," kata Baird.

Baik Menteri Kerry maupun mitranya yang sedang berkunjung, menyampaikan keprihatinan yang dalam mengenai pertumpahan darah berkelanjutan di Suriah.

Kerry, yang menggantikan Hillary Clinton untuk jabatan diplomatik itu, menilai situasi di Suriah rumit dan berbahaya. Amerika sedang mengevaluasi langkah-langkah, termasuk langkah-langkah diplomatik, yang bisa diambil untuk mengurangi kekerasan dalam konflik yang sudah berlangsung hampir dua tahun itu.

Kerry memulai jumpa pers dengan menggarisbawahi "kekuatan luar biasa" dalam hubungan antara Amerika dan Kanada, negara tetangganya di utara serta mencatat pentingnya persahabatan antara kedua negara, yang memiliki hubungan perdagangan bilateral satu triliun dolar dan berbagi perbatasan sepanjang 8.000 kilometer.
XS
SM
MD
LG