Tautan-tautan Akses

Rusa Bertanduk di Wilayah Grand Canyon Sering Bikin Ulah


Seekor elk sedang merumput di depan Penginapan Thunderbird di Grand Canyon, Arizona. Pengunjung Grand Canyon kini sering melihat elk berkeliaran di tempat-tempat rekreasi, membuat lalu lintas macet, atau menyerang orang (foto: dok).
Seekor elk sedang merumput di depan Penginapan Thunderbird di Grand Canyon, Arizona. Pengunjung Grand Canyon kini sering melihat elk berkeliaran di tempat-tempat rekreasi, membuat lalu lintas macet, atau menyerang orang (foto: dok).

Dulu, rusa besar bertanduk indah, disebut elk, langka ditemukan di taman nasional Grand Canyon. Kini, elk malah sering membuat macet jalan, merumput di lapangan rumput hotel dan menjadi masalah bagi pengunjung.

Elk, hewan yang tampak tenang, belakangan makin dirasa mengganggu. Hewan-hewan itu suka mengejar orang, disamping menyebabkan sejumlah orang patah tulang dan cedera mata.

Petugas taman nasional Grand Canyon ingin mengurangi interaksi hewan bertanduk besar dan indah itu dengan manusia. Mereka memutus sumber makanan yang memikat elk datang, yaitu rumput dan air.

Petugas juga memasang papan-papan peringatan agar pengunjung menjaga jarak dengan satwa liar itu dan bahwa hewan itu bisa agresif, terutama dalam musim kawin. Tetapi sulit membuat pesan itu dipahami pengunjung yang selalu berganti-ganti. Sekitar lima juta orang mengunjungi Grand Canyon tiap tahun dan sekitar 2.000 orang tinggal di sana.

Jalan dan tempat-tempat berkemah di lokasi itu seringkali macet karena elk dan mobil. Butuh waktu satu menit hingga dua jam bagi sukarelawan untuk mengurai "kemacetan akibat elk" itu.

Kim Crumbo sedang berolahraga lari di Grand Canyon tahun 2006 ketika ia melihat elk menggosok-gosokkan tanduknya ke pohon. Tiba-tiba rusa itu menabraknya sehingga kaki Crumbo patah di tiga tempat.

Menurut direktur pelestarian pada Grand Canyon Wildlands Council itu, elk seharusnya tidak berada di sana. Walau mengakui elk adalah binatang yang mengesankan dan indah, ia berpendapat, Grand Canyon harus menangani masalah terkait elk bukan saja demi keselamatan publik, tetapi juga dari sudut pandang ekologi.

Berat elk di taman nasional itu sekitar 340 kilogram. Tingginya, satu setengah meter.

Dulu populasi rusa banteng itu terkendali karena perburuan. Sejak perburuan dilarang di Grand Canyon, populasi elk tak terkendali. Awalnya, elk dibawa dengan kereta api dari Taman Nasional Yellowstone guna meningkatkan populasi hewan asli Arizona itu yang punah sekitar tahun 1900.

Rusa-rusa itu kini menjarah kemana-mana, sangat dekat dengan wilayah Grand Canyon yang paling populer bagi turis. Musim panas lalu, mata seorang turis yang berdiri terlalu dekat dengan rusa itu tergores oleh tanduk.

Untuk mencegah elk berkeliaran di wilayah turis, petugas menyarankan mengganti rumput dengan tetumbuhan asli yang berlimpah di seluruh taman. Mereka juga mempertimbangkan menggunakan kelebihan air dari fasilitas pengolahan untuk memperluas pembibitan taman dan tidak membiarkan elk meminumnya. Siswa dan staf sekolah-sekolah setempat terus diingatkan agar menutup gerbang, meskipun elk bisa menerobos melalui bawah pagar atau melompati pagar. Penduduk Grand Canyon diminta agar tidak menempatkan pakan ternak, ember air, atau makanan burung di luar supaya elk tidak terpancing untuk berkeliaran di sekitar rumah.

Walau berbagai petunjuk itu sudah diikuti, kecelakaan tetap terjadi. Tahun 2011, seorang pegawai taman ditanduk di belakang ketika sedang berjalan di trotoar salah satu hotel.

"Mereka sudah sama sekali tidak takut lagi pada manusia," ujar Brandon Holton, pakar biologi Grand Canyon. (MSN/AP)
XS
SM
MD
LG