Tautan-tautan Akses

Tingkat Kematian Akibat Kekerasan di AS Tertinggi di Antara Negara Maju


Warga berduka cita atas insiden penembakan di sebuah Sekolah Dasar di Sandy Hook, Newtown, negara bagian Connecticut yang menewaskan 26 orang (16/12). Kematian akibat kekerasan di AS merupakan yang tertinggi di antara negara maju.
Warga berduka cita atas insiden penembakan di sebuah Sekolah Dasar di Sandy Hook, Newtown, negara bagian Connecticut yang menewaskan 26 orang (16/12). Kematian akibat kekerasan di AS merupakan yang tertinggi di antara negara maju.

Menurut laporan yang dikeluarkan oleh dua lembaga penelitian kesehatan terkemuka Amerika, tingkat kematian akibat kekerasan di AS jauh lebih tinggi dibandingkan dengan di negara-negara maju lainnya.

Kekerasan dengan senjata api hanyalah salah satu dari sekian banyak faktor penyebab yang membuat tingkat harapan hidup di Amerika rendah, tetapi temuan itu penting sekali karena laporan itu dikeluarkan kurang dari sebulan setelah penembakan di sebuah sekolah dasar di Amerika timur laut yang mengakibatkan kematian 26 orang.

Perbandingan tingkat kematian akibat kekerasan di Amerika adalah enam per 100.000 penduduk. Tidak satu pun dari 16 negara lain yang dikaji dalam laporan itu mendekati angka tersebut. Finlandia berada tepat di bawah peringkat Amerika dengan perbandingan tingkat kematian dua per 100.000 penduduk.

Laporan ini dikeluarkan oleh Dewan Penelitian Nasional bersama Lembaga Medis yang menulis kajian tentang Kanada, Jepang, Australia, dan negara-negara Eropa Barat, selain Amerika.

Asosiasi Senjata Nasional (NRA) tidak segera mengomentari laporan itu. Namun, pada masa lalu para pendukung hak kepemilikan senjata menampik gagasan bahwa pemilikan senjata api bisa berdampak pada kesehatan umum, dan mereka berusaha memangkas seputar masalah ini.

Polisi kampus Universitas New Mexico Robert Rush (kiri) dan Pacheco Ernesto mengamati senjata-senjata yang ditemukan di kediaman mahasiswa Kevin Boyar di Albuquerque, N.M. Boyar ditangkap atas tuduhan secara tidak sah membawa senjata ke kampus (foto: dok).
Polisi kampus Universitas New Mexico Robert Rush (kiri) dan Pacheco Ernesto mengamati senjata-senjata yang ditemukan di kediaman mahasiswa Kevin Boyar di Albuquerque, N.M. Boyar ditangkap atas tuduhan secara tidak sah membawa senjata ke kampus (foto: dok).
Para peneliti mengkaji berbagai penelitian mengenai kaitan kepemilikan senjata dengan kesehatan umum selama bertahun-tahun. Mereka menaksir bahwa tingkat pembunuhan dan bunuh diri menyebabkan berkurangnya seperempat rentang hidup laki-laki Amerika dibandingkan dengan di negara-negara maju lainnya.

Pembunuhan, tulis laporan itu, merupakan penyebab kematian nomor dua di antara remaja dan kelompok muda usia 15 sampai 24 tahun. Kebanyakan pembunuhan itu melibatkan penggunaan senjata api.

Para peneliti itu melaporkan, hanya ada sedikit bukti bahwa tindak kekerasan lebih sering terjadi di Amerika daripada di tempat lain. Tetapi, tingkat kematian akibat serangan-serangan itulah yang menyolok.

“Tingkah laku yang mungkin menjelaskan kekerasan dan cedera yang mengakibatkan kematian adalah merebaknya kepemilikan senjata api dan cara penyimpanannya di rumah, seringkali di tempat yang tidak terkunci. Datanya tinggi sekali,” tulis laporan itu.

Contohnya, tingkat kepemilikan senjata api di Amerika adalah yang tertinggi di antara negara-negara maju lainnya, 89 dari setiap 100 warga sipil Amerika memiliki senjata, dan sekitar 35 sampai 50 persen warga sipil di dunia yang memiliki senjata api tinggal di Amerika, tulis laporan itu.

Dr. Steven H. Woolf dari Universitas Virginia Commonwealth, ketua panel penelitian itu, mengatakan para peneliti memperkirakan bahwa pembunuhan merupakan faktor penting dalam menjelaskan umur pendek di kalangan kelompok muda di Amerika, khususnya pemuda.

“Besarnya dampak pada usia pendek sangat mengejutkan. Fakta bahwa risiko kematian akibat pembunuhan tujuh kali lebih tinggi dan akibat penembakan 20 kali lebih tinggi sangat mengejutkan,” ujar Woolf. (AP)
XS
SM
MD
LG