Tautan-tautan Akses

Demonstrasi Anti Presiden Ma Ying-jeou Pecah di Taipei


Seorang demonstran membawa spanduk yang menyerukan mundurnya Presiden Ma dalam protes di Taipei menentang kebijakan-kebijakan ekonominya hari Minggu (13/1).
Seorang demonstran membawa spanduk yang menyerukan mundurnya Presiden Ma dalam protes di Taipei menentang kebijakan-kebijakan ekonominya hari Minggu (13/1).

Puluhan ribu orang berdemonstrasi di Taipei hari Minggu (13/1), menentang kebijakan ekonomi Presiden Taiwan Ma Ying-jeou, termasuk kenaikan listrik dan pemotongan tunjangan pensiun.

Demonstran meneriakkan kata-kata agar Presiden Ma mundur sambil berpawai ke pusat kotaTaipei. Sebagian demonstran menabuh gendang dan mengacung-acungkan pisau mainan untuk melampiaskan kemarahan.

Satu kelompok demonstran mendorong kereta bayi yang kosong memprotes biaya mahal untuk membesarkan anak. Mereka juga meminta Presiden Ma agar mempertimbangkan lagi kenaikan harga listrik dan memotong tunjangan pensiun bagi pegawai negeri.

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Progresif Demokrasi yang beroposisi, Lin You-chang, mengatakan tuntutan rakyat yang tidak terpenuhi selama enam bulan mengakibatkan demonstrasi hari Minggu itu.

Ia mengatakan sebab-sebab kemarahan rakyat telah menumpuk, membuat ini saat yang tepat untuk bertindak.

Presiden Ma telah berkuasa sejak 2008 dan terpilih lagi tahun 2012 untuk kedua kalinya, dan berdasarkan undang-undang, masa jabatan terakhirnya. Partainya, Partai Nasionalis, juga menguasai parlemen.

Menurut para organisator demonstrasi jumlah demonstran adalah 150.000 orang, walaupun menurut perhitungan lain angkanya hanya mendekati 50.000 orang.

Kaum muda mengatakan harga rumah di dua kota terbesar Taiwan terlalu tinggi bagi yang baru pertama kali membeli. Kekhawatiran itu sesuai dengan laporan tahun 2011 mengenai melebarnya kesenjangan kekayaan, alasan yang dikemukakan pasangan-pasangan kelas menengah untuk tidak punya anak.

Harga listerik dan bensin yang diatur pemerintah tahun lalu juga naik. Kelompok oposisi juga mengatakan 80 persen warga Taiwan menghendaki pemerintah mengurangi peraturan lama bonus tahunan bagi pensiunan militer dan pegawai negeri.

Jajak pendapat baru-baru ini oleh jaringan televisi setempat TVBS mendapatkan tingkat kepopuleran Presiden Ma hanya 13 persen, yang terendah sejak ia menjabat. Chen Yu-liu, ibu rumah tangga berusia 49 tahun, mengatakan isu tenaga kerja mengobarkan kemarahan rakyat.

Ia mengatakan sistem pensiun cacat. Pegawai biasa tidak mendapat apa pun, dan harus menyisihkan uang untuk pensiun. Lulusan universitas tidak bisa mendapat pekerjaan dan gaji terus turun dalam 14 tahun terakhir, tambah Chen, dan menyebutkan daftar panjang permasalahan.

Pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun 2012 kurang dari dua persen, lebih rendah dari yang diperkirakan sebelumnya. Para pejabat menuding ekonomi global yang lemah, yang mengakibatkan turunnya permintaan ekspor Taiwan seperti mesin dan barang-barang elektronik.

Presiden Ma mengandalkan saingan politik Taiwan, Tiongkok, untuk kesepakatan perdagangan, transit, dan investasi untuk mendorong ekonomi negara itu. Kedua pihak telah menandatangani 18 perjanjian, mendongkrak perdagangan bilateral sampai 100 miliar dolar dalam 10 bulan pertama tahun lalu. Juru bicara presiden mengatakan Presiden Ma tidak berkomentar apa pun mengenai demonstrasi itu.

Recommended

XS
SM
MD
LG