Tautan-tautan Akses

Penyanyi Jason Mraz Tampil dalam Konser di Burma


Penyanyi Jason Mraz pada sebuah penampilan di New York City baru-baru ini. (Foto: AP)
Penyanyi Jason Mraz pada sebuah penampilan di New York City baru-baru ini. (Foto: AP)

Penyanyi Jason Mraz menggelar konser di Rangoon, menjadi artis kelas dunia pertama yang tampil dalam beberapa dekade terakhir di Burma.

Penyanyi dan penulis lagu asal Amerika, Jason Mraz, menggabungkan hiburan dengan pendidikan saat menjadi penghibur kelas dunia pertama dalam puluhan tahun yang tampil di Burma, dalam sebuah konser untuk meningkatkan kesadaran akan perdagangan manusia.

Lagu hit Mraz pada 2008, “I’m Yours”, menjadi lagu penutup pada konser Minggu malam (16/12) di bawah bukit tempat Pagoda Shwedagon yang dihadiri 50.000 penonton itu.

Mraz menyebut penampilannya itu “penghormatan yang besar.”

Artis-artis lokal, termasuk seorang penyanyi hip-hop, juga memeriahkan konser yang diselenggarakan oleh MTV, bekerja sama dengan lembaga bantuan Amerika dan Australia serta organisasi anti-perbudakan Walk Free.

Penyelenggara konser mengatakan Mraz merupakan artis internasional pertama yang tampil dalam konser publik massal di udara terbuka di Burma. Artis jazz Count Basie, Duke Ellington dan Charlie Byrd pernah berkunjung ke negara tersebut dengan sponsor pemerintah AS pada 1970an dan bermain di tempat-tempat lebih kecil.

Warga Rangoon, Sann Oo, 31, merasa senang atas kedatangan Mraz dan berharap acara tersebut disiarkan.

“Kunjungannya dapat mempromosikan citra Burma, yang oleh orang luar selalu dipandang tidak aman dan miskin. Sekarang mereka dapat melihat seperti apa dari konser ini. Konser ini juga membuka potensi konser artis luar negeri lain,” ujar Oo, yang mengenakan kaus bergambar Mraz.

Mraz memiliki sejarah keterlibatan dalam kampanye hak asasi manusia dan isu sosial lain. Namun kedatangannya mengundang kritik dari advokat pembela hak komunitas Muslim Rohingya di Burma, yang menjadi target kekerasan. Mereka merasa kedatangan Mraz menutup diskriminasi yang dilakukan pemerintah dengan citra sebagai pembela hak asasi manusia.

Walk Free menggunakan acara pada Minggu tersebut untuk meluncurkan kampanye yang mendesak perusahaan-perusahaan besar dunia untuk “bekerja sama mengakhiri perbudakan modern dengan mengidentifikasi, menghilangkan dan mencegah buruh paksa dalam operasi dan rantai pasokan.” (AP)

Recommended

XS
SM
MD
LG