Tautan-tautan Akses

Dunia Pendidikan Singapura Diguncang Skandal


Anak-anak bermain di depan gedung Universitas Manajemen Singapura. (AP/Wong Maye-e)
Anak-anak bermain di depan gedung Universitas Manajemen Singapura. (AP/Wong Maye-e)

Dunia pendidikan Singapura, yang dikenal sebagai salah satu yang terbaik di dunia, diguncang skandal seks, penggelapan uang dan narkoba.

Skandal seksual yang melibatkan guru perempuan berusia 32 tahun dan murid laki-laki berusia 15 tahun di Singapura baru-baru ini merupakan kasus terakhir dalam serangkaian skandal yang melibatkan para pendidik di negara pulau tersebut.

Dalam setahun terakhir, dunia pendidikan Singapura diguncang kasus penggelapan uang universitas, tindakan cabul, penggunaan narkoba dan skandal seks dengan murid. Paling tidak sudah 10 kasus diproses pengadilan tahun ini.

Di sebuah negara yang terkenal dengan keteraturan dan hukuman keras, bahkan untuk menyeberang tidak pada tempatnya dan meludah sembarangan, skandal-skandal tersebut menimbulkan pertanyaan apakah pemerintah – dalam usahanya untuk mengontrol perlawanan politik dan kejahatan – telah mengabaikan standar moral dan sosial yang menurun.

Lebih mengejutkan lagi, kasus-kasus yang mengerikan tersebut tercatata dalam dunia pendidikan yang terpandang, di mana guru dan murid dikondisikan sejak kelas satu sekolah dasar untuk disiplin, takut pada peraturan dan berkomitmen pada prestasi akademik yang gemilang. Masa depan akademik seorang siswa ditentukan pada umur 10 melalui sistem pengarusan, yang mendorong murid berprestasi untuk menjalani sekolah lebih cepat. Pada usia 12, mereka dapat mengambil tes nasional untuk masuk ke sekolah-sekolah terbaik.

“Penekanan yang berlebihan pada hasil tidak secara langsung berkontribusi pada jatuhnya standar kejujuran di sekolah. Namun, hal itu mengurangi prioritas terhadap nilai, karakter dan integritas,” ujar Eugene Tan, asisten profesor hukum di Universitas Manajemen Singapura.

“Saya kira masalahnya lebih kompleks dengan banyak faktor penyebab, termasuk berkurangnya standar moral masyarakat secara umum,” ujarnya.

Gabriel Tan, profesor madya di Universitas Nasional Singapura, mengatakan ada rasa frustrasi di kalangan warga Singapura terkait “kontrol yang sangat ketat” oleh pemerintah. Kontrol ini sejak lama memastikan warga untuk menyesuaikan diri pada visi pemerintah mengenai sebuah masyarakat yang baik: Patuh pada hukum, bekerja keras, nasionalis, tenang dan sadar akan kesehatan.

"Dalam pemilihan umum baru-baru ini, ada bisik-bisik di antara warga bahwa mereka ingin pemerintahan yang lebih terbuka, jadi [skandal-skandal] ini sebenarnya memperlihatkan perubahan Singapura menjadi lebih mempertanyakan dan menyalahgunakan wewenang,” ujar Tan.

Sejauh ini, 2012 merupakan tahun terburuk untuk sekolah, universitas dan guru dalam menarik perhatian yang tidak semestinya.

Skandal seksual antara guru dan murid merupakan yang paling mengejutkan. Sang guru akhirnya dijatuhi hukuman satu tahun penjara setelah mengaku bersalah karena melakukan hubungan seksual dengan anak di bawah umur.

“Sebagai orangtua kita harus percaya pada sekolah untuk melakukan yang terbaik untuk anak Anda. Namun bagaimana jika mereka ada di tangan orang-orang yang moralnya dipertanyakan dan berkedok sebagai guru?” ujar Elaine Khoo, 43, seorang bankir dan ibu dua anak.

Sehari setelah menjatuhi hukuman pada pelaku skandal seksual, pengadilan mulai menyidangkan kasus penggelapan uang sebanyak S$150.000 (US$120.000) dari dana sekolah oleh mantan kepala sekolah, yang digunakan untuk membangun rumah ibadah dan membayar pelatih tenis.

Anthony Tan Kim Hock, 65, yang pensiun pada 2009 setelah bekerja selama 25 tahun di sekolah tersebut, menghadapi 21 tuntutan pidana. Jika terbukti bersalah, ia dapat dijatuhi hukuman 15 tahun penjara.

Kasus lain adalah seorang guru pria berumur 39 tahun, yang membuat 94 video berisikan murid-murid perempuan berseragam di aneka lokasi di Singapura, termasuk di sekolah menengah pertama tempat ia mengajar. Ia dijatuhi hukuman sembilan bulan penjara. Seorang guru lain dituduh menyimpan kamera di kamar mandi perempuan di sekolah tempatnya mengajar.

Kasus-kasus lain yang menyangkut pendidik termasuk mantan kepala sekolah yang mencari jasa pekerja seks di bawah umur, profesor hukum di Universitas Nasional Singapura yang prestisius yang dituduh menukar hubungan seks dengan nilai bagus, guru les privat yang mencabuli tujuh siswa dan guru yang membantu pacarnya menjual narkoba.

Awal tahun ini, seorang guru tertangkap basah mengirimkan pesan pendek cabul pada murid berusia 13 tahun dan dijatuhi hukuman 10 bulan penjara, sementara seorang guru lain lagi dijatuhi hukuman 10 tahun penjara dan enam kali cambukan karena mencabuli dua murid laki-laki dan satu murid perempuan berusia delapan tahun.

Beberapa pihak khawatir kasus-kasus tersebut menodai reputasi sistem pendidikan Singapura, yang dianggap salah satu yang terbaik di dunia. Murid-murid di Singapura, dengan tingkat literasi 96 persen, secara konsisten mengungguli siswa-siswa di Amerika, terutama dalam matematika dan sains, seperti yang dinyatakan Presiden Barack Obama dalam pidatonya pada 2009.

Menteri Pendidikan Singapura mengatakan bahwa ia “menganggap kasus-kasus ini sangat serius” dan pelanggar hukum akan mendapatkan tindak disipliner.

"Para guru yang melakukan tindakan tersebut merupakan minoritas di antara 33.000 guru berkualitas tinggi, dan tidak mewakili jasa pendidikan secara umum,” ujarnya pada pernyataan tertulis yang diberikan pada kantor berita Associated Press. (AP/Heater Tan)

Recommended

XS
SM
MD
LG