Tautan-tautan Akses

17 WNI di Marawi Selamat 


Juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir (kanan) dalam jumpa pers di kantornya di Jakarta, Jumat 26/5. (Foto: VOA/Fathiyah)
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir (kanan) dalam jumpa pers di kantornya di Jakarta, Jumat 26/5. (Foto: VOA/Fathiyah)

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Arrmanatha Nasir menyatakan 17 warga negara Indonesia di Marawi, Filipina selatan, dalam kondisi selamat, tapi Kementerian Luar Negeri juga mengaku belum mendapat informasi tentang keterlibatan warga Indonesia dalam kelompok ISIS di sana.

17 warga negara Indonesia yang berada di Marawi, Filipina Selatan, selamat setelah milisi ISIS menyerbu wilayah berpenduduk mayoritas Islam itu.

Marawi adalah ibu kota Provinsi Lanao del Sur, Pulau Mindanao. Sekitar 99,6 persen dari 202 ribu penghuni kota Marawi adalah warga Islam. Meskipun di sana terdapat pengadilan syariah, hukuman pancung atau amputasi tidak berlaku karena tidak sesuai dengan sistem hukum di Filipina.

Provinsi Lanao del Sur merupakan basis kelompok Maute yang telah berbaiat kepada ISIS.

Pertempuran di Marawi meletup Selasa lalu setelah pasukan pemerintah Filipina berupaya menangkap Isnilon Hapilon, pemimpin kelompok Abu Sayyaf yang bersumpah setia kepada pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi bulan Agusutus 2014.

Ketika usaha menangkap Hapilon itu gagal, puluhan lelaki bersenjata keluar ke jalan-jalan di Marawi, mengibarkan bendera ISIS. Bangunan-bangun dibakar, tahanan di penjara dilepaskan, dan mereka menyekap sejumlah sandera ketika pertempuran meluas ke seluruh kota.

Dalam jumpa pers mingguan di kantornya, Jumat (26/5), juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Arrmanatha Nasir menjelaskan pertempuran sengit dengan kaum militan itu memaksa Presiden Filipina Rodrigo Duterte menetapkan keadaan darurat di Pulau Mindanao.

Arrmanatha menambahkan saat ini terdapat 17 warga Indonesia di Marawi. Satu orang tinggal di sana karena menikah dengan orang Marawi dan 16 lainnya merupakan rombongan jamaah tabligh.

"Kondisi WNI setelah semalam kita berkomunikasi dengan Konjen kita di Davao, mereka dalam keadaan baik. Mereka tinggal di lokasi dekat kantor polisi setempat. Mereka mengikuti aturan yang ada saat ini di sana, yaitu larangan untuk keluar di jam-jam tertentu," kata Arrmanatha.

Lebih lanjut Arrmanatha mengatakan berdasarkan informasi dari Konsulat Jenderal di Davao, 17 warga Indonesia itu belum mau dievakuasi dari Marawi. Menurut Arrmanatha, Konsulat Jenderal Indonesia di Davao terus berkomunikasi dan memantau keadaan mereka. Mengenai keterlibatan warga Indonesia dalam kelompok ISIS di Marawi, Arrmanatha mengaku belum mendapat informasi mengenai hal itu.

"Sampai saat ini kita belum mendapatkan informasi mengenai hal itu. 16 WNI ada di sana adalah bagian dari kelompok tabligh. Mereka ke sana untuk melakukan ibadah keliling-keliling di kawasan selatan Filipina, di Mindanao," ujar Arrmanatha.

Namun, menurut seorang juru bicara militer Filipina, dari 31 militan terbunuh, enam orang di antara mereka berasal dari Indonesia dan Malaysia, seperti dilaporkan BBC. Pertempuran di Marawi tersebut juga telah menewaskan sedikitnya sebelas tentara pemerintah. Ribuan orang mengungsi.

17 WNI di Marawi Selamat
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:03:54 0:00

Direktur Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) Sidney Jones mengatakan kelompok bersenjata yang dipimpin Abu Bakar al-Baghdadi itu telah menjadikan Filipina Selatan sebagai basis mereka di Asia Tenggara. Ppimpinan ISIS di Suriah itu telah mengangkat Isnilon Totoni Hapilon alias Abu Abdullah al-Filipini sebagai pemimpin ISIS untuk Asia Tenggara.

Sydney menjelaskan beberapa orang Indonesia dan Malaysia juga sudah berbaiat kepada Hapilon. Karena itu, Sydney memperkirakan di tahun-tahun mendatang bakal ada kerjasama lebih luas antara kelompok-kelompok pro-ISIS di Indonesia, Malaysia, dan Filipina.

"Kalau kita lihat propaganda dari ISIS dan tulisan yang muncul di majalah ISIS dan video ISIS, justru yang dikasih posisi lebih tinggi adalah Filipina dan Bangladesh di ISIS, bukan Indonesia. Karena tidak ada satu tempat di Indonesia di mana orang-orang pro-ISIS menguasai tanah," ungkap Sidney.

Presiden Duterte mengumumkan keadaan darurat di Mindanao Selasa lalu untuk menjaga keamanan nasional. Status ini mengizinkan militer menahan orang-orang yang dicurigai untuk jangka waktu lama. [fw/ii]

Recommended

XS
SM
MD
LG