Tautan-tautan Akses

WHO Puji Keberhasilan Banyak Negara Kurangi Penggunaan Tembakau


Petani di Zimbabwe sedang memanen daun tembakau.
Petani di Zimbabwe sedang memanen daun tembakau.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memuji langkah-langkah yang telah diambil banyak negara untuk melawan penggunaan tembakau dan mengakui tantangan yang ada di depan.

Dalam minggu-minggu menjelang tanggal 31 Mei, Australia memperkenalkan salah satu undang-undang anti-merokok terberat. Undang-undang tersebut menyebutkan penggambaran merek dan teks promosi pada kemasan atau bungkus rokok ilegal.

Undang-undang itu mengatakan nama produk harus tampil dalam teks dan warna standar.

Menteri Kesehatan Australia Nicola Roxon mengatakan larangan tersebut akan membantu mengurangi jumlah kematian terkait kebiasaan merokok setiap tahun.

"Kami akan memastikan bahwa, di Australia, tidak ada cara yang tersisa bagi perusahaan-perusahaan rokok untuk memasarkan dan mempromosikan produk-produk mereka, terutama untuk orang-orang muda," ujar Roxon.

Banyak negara lain--termasuk Belgia, Spanyol dan Tiongkok--telah membuat larangan merokok yang agresif. Menurut WHO kebijakan yang diambil negara-negara itu merupakan bagian dari kampanye global pengurangan penggunaan tembakau. Hasilnya, penggunaan tembakau global tidak meningkat, dan di beberapa negara menurun.

WHO mempertalikan keberhasilan ini dengan pelaksanaan Konvensi Kerangka Kerja mengenai Pengawasan Tembakau.

Undang-undang anti-merokok, seperti yang ada di Australia, telah disahkan oleh pemerintah-pemerintah yang bertindak dalam parameter Konvensi itu.

Dr Thomas Frieden, Direktur Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit Amerika, yakin tindakan pemerintah dapat menyelamatkan sekitar 100 juta jiwa dalam dekade-dekade mendatang.

"Secara umum, pengawasan penggunaan tembakau positif bagi perekonomian negara. Lebih sedikit orang terkena stroke dan serangan jantung, dan kanker. lebih sedikit orang menjadi lumpuh," ujar Dr. Frieden.

Konvensi Kerangka Kerja WHO mulai berlaku pada tahun 2005. Lebih dari 170 negara telah meratifikasinya.

Menurut WHO, kebiasaan merokok di Australia, Norwegia dan Meksiko anjlok lima persen sejakkonvensi itu. Di Uruguay hasilnya bahkan lebih dramatis.

Para ahli sepakat masih banyak lagi yang harus dilakukan.

Di Tiongkok, misalnya, pakar kesehatan masyarakat memprediksi bahwa merokok akan membunuh tiga setengah juta orang di negara itu setiap tahun selama dua dekade mendtang, hampir tiga kali jumlah sekarang ini.

WHO mengatakan bahwa tahun ini tembakau akan membunuh hampir enam juta orang di seluruh dunia, termasuk lebih dari 600.000 orang yang akan mati akibat merokok pasif.

XS
SM
MD
LG