Tautan-tautan Akses

Warga Muslim di New Jersey Bersatu Menentang Trump


Para demonstran melakukan protes pada acara kampanye Donald Trump di Lawrenceville, New Jersey (foto; ilustrasi). Warga muslim di New Jersey juga bersatu untuk menentang Trump.
Para demonstran melakukan protes pada acara kampanye Donald Trump di Lawrenceville, New Jersey (foto; ilustrasi). Warga muslim di New Jersey juga bersatu untuk menentang Trump.

Pernyataan Donald Trump pernah menuduh bahwa ribuan warga Muslim di New Jersey bersorak-sorai merayakan runtuhnya gedung World Trade Center pada serangan teror 11 September 2001.

Ketika warga kota Jersey, New Jersey memberikan suara dalam pemilihan pendahuluan hari Selasa (7/6), mereka akan mengingat tujuh kata-kata paling buruk yang diucapkan tokoh yang akan menjadi calon presiden Partai Republik – Donald Trump.

“Ribuan orang bersorak-sorai,” demikian pernyataan Trump merujuk pada 4% warga Muslim kota Jersey, yang dijadikannya sasaran tanpa alasan sama sekali, sebagai orang-orang yang merayakan runtuhnya gedung World Trade Center pada 11 September 2001 dari seberang Sungai Hudson, suatu tempat darimana bisa dilihat kemegahan arsitektur Manhattan.

Anggota Young Republican Councilman di Point Pleasant – New Jersey Michael Thulen, ragu atas gambaran yang disampaikan Trump tentang yang terjadi di New Jersey pada tanggal 11 September 2001.

Thulen ketika itu berkuliah di Montclair State University. “Saya tidak ingat melihat orang-orang bersorak-sorai, bukannya saya menolak pernyataan itu, tetapi beberapa hari setelah kejadian saya pergi ke kota Jersey membantu orang-orang di sana, dan saya tidak ingat ada orang yang bergembira dengan kejadian itu.”

Thulen – yang akan menghadiri Konvensi Partai Republik di Cleveland – Ohio Juli nanti – menggambarkan dirinya sebagai pendukung Trump, karena terpaksa.

Menjelang konferensi pers di TPS pemilihan pendahuluan di New Jersey, Gubernur Chris Christie menolak tuduhan bahwa Trump adalah sosok yang rasis, dengan mengatakan “saya sudah mengenal Donald Trump selama 14 tahun dan Donald Trump tidak rasis.”

Sebelum menara kembar WTC di New York runtuh, Dr. Rafik Chaudry – seorang warga Amerika keturunan Pakistan dan warga lama kota Jersey – ingat perasaan seolah-olah ia berada di bawah menara yang roboh itu mengingat lokasi kota Jersey yang berada di dekat Manhattan. Ia terkejut dan prihatin ketika menyaksikan menara kembar itu runtuh tanggal 11 September 2001.

Ketika Chaudry pertama kali mendengar pernyataan Trump terhadap warga Muslim kota itu, ia berharap Trump akan mengakui kesalahan itu.

“Setelah mendapati fakta sebenarnya, Trump seharusnya minta maaf, bahwa ucapannya tidak benar”, ujar Chaudry. “Ia tidak pernah mengakui bahwa ia salah. Bagaimana mungkin saya memilih presiden seperti itu?”.

“Saya yakin jika saya berdiam diri dan memikirkannya, ada saat-saat di mana saya merasa ada hal-hal yang seharusnya tidak dikatakan Trump,” ujar Gubernur Chris Christie ketika ditanya apakah ia pernah merasa bahwa retorika Donald Trump sudah kelewatan.

“Jujur saja ia pernah mengakui bahwa ada hal-hal yang seharusnya tidak dikatakannya. Jadi hal ini memang terjadi pada siapapun yang menyampaikan pikirannya secara terbuka dalam politik,” tambah Christie.

“Kalau anda berbohong dan berusaha menggunakan pengaruh, kekuasaan dan media untuk menjadikan kebohongan itu sebagai fakta, ini akan menimbulkan kemarahan orang,” ujar tokoh Demokrat Abe El-Dewak dari Al Tawheed Islamic Center.

Masjidnya – menurut Dewak – mendorong warga untuk menyampaikan suara ke TPS, siapa pun kandidatnya. Namun, tambahnya, masih banyak yang harus dilakukan Trump untuk menjelaskan berbagai komentarnya yang kontroversial itu. [em/ii]

XS
SM
MD
LG