Tautan-tautan Akses

Vonis Pemimpin Sayap Kanan Belanda Tingkatkan Peluang Menang dalam Pemilu


Pemimpin sayap kanan Belanda Geert Wilders.
Pemimpin sayap kanan Belanda Geert Wilders.

Pemimpin sayap kanan Belanda Geert Wilders telah dinyatakan bersalah menghina warga Maroko dan menganjurkan diskriminasi; tapi, dia tidak akan dikenai denda atau hukuman penjara, sehingga tetap bisa ikut pemilu bulan Maret mendatang.

Para pengamat mengatakan persidangan itu justru bisa meningkatkan peluang Wilders untuk meraih kemenangan dengan memanfaatkan meningkatnya sentimen populis sayap kanan di Eropa.

Dalam sidang, diperlihatkan sebuah video rapat umum politik tahun 2014 ketika Geert Wilders menyampaikan orasi yang membuatnya diseret ke meja hijau.

Wilders bertanya kepada massa pendukungnya apakah mereka ingin lebih sedikit atau lebih banyak warga Maroko di kota mereka dan di Belanda. Massa menyahut; "Lebih sedikit! Lebih sedikit!" Wilders membalas, "Kita akan mengaturnya."

Setelah sidang tiga minggu, para hakim menyatakan Wilders terbukti bersalah menghina sebuah kelompok dan menganjurkan diskriminasi, tetapi membebaskannya dari dugaan mengobarkan kebencian. Dalam sebuah video yang diposting online setelah putusan itu, Wilders menyebut pengadilan itu bias politik.

"Saya pastikan, saya tidak akan diam, dan vonis ini hanya membuat saya lebih kuat. Ini adalah vonis memalukan, tentu saja saya akan naik banding; tetapi saya sekarang lebih kuat dari sebelumnya," ujarnya.

Meski dinyatakan bersalah, Wilders tetap bisa memimpin Partai Kebebasan mengikuti pemilu parlemen bulan Maret, dan peluang kemenangannya tinggi, kata Andrea Mammone, seorang pakar politik sayap kanan di Royal Holloway, Universitas London.

Komentar Wilders itu memicu protes-protes anti rasisme tahun 2014 dan polisi menerima lebih dari 6,000 keluhan. Sekitar dua persen penduduk Belanda adalah keturunan Maroko.

Dia mengatakan dalam sidang bahwa di seluruh dunia, telah dimulai sebuah gerakan yang mengakhiri doktrin-doktrin progresif dari elit-elit politik dan media yang bergantung pada mereka. Brexit membuktikannya, dan juga pilpres AS, tambahnya.

Wilders memanfaatkan sidang itu sebagai wadah untuk menyebarkan pandangan anti-Islam, dan Mammone mengatakan kehadirannya di pengadilan mungkin akan meningkatkan peluangnya untuk menang dalam pemilu.

"Saya rasa ini sangat terkait dengan kekhawatiran di kalangan masayarakat, adanya persepsi bahwa negara ini kehilangan sesuatu sebagai sebuah negara bangsa, bahwa ada terlalu banyak imigran, terlalu banyak pengungsi, terlalu banyak ketidaksetaraan, meskipun sebenarnya tidak ada ketidaksetaraan," tambahnya.

Partai Kebebasan yang dipimpin Wilders unggul 10 persen dalam berbagai jajak pendapat di Belanda. Wilders sangat menentang Uni Eropa, dan apabila dia menang maka krisis politik di dalam blok itu akan semakin parah. [vm/ds]

Recommended

XS
SM
MD
LG