Tautan-tautan Akses

Vera Rubin, Astronom Perintis Studi Tentang 'Dark Matter', Tutup Usia


Gambar dari Teleskop Hubble NASA menunjukkan distribusi 'materi gelap' di gugus galaksi raksasa Abell 1689, yang mencakup sekitar 1.000 galaksi dan triliunan bintang.
Gambar dari Teleskop Hubble NASA menunjukkan distribusi 'materi gelap' di gugus galaksi raksasa Abell 1689, yang mencakup sekitar 1.000 galaksi dan triliunan bintang.

Rubin menemukan bahwa galaksi-galaksi tidak berotasi seperti yang diprediksi sebelumnya, yang mendukung teori bahwa ada daya lain yang bekerja: 'dark matter'.

Vera Rubin, astronom pionir yang membantu menemukan bukti kuat mengenai dark matter atau materi gelap, telah meninggal dunia pada usia 88 tahun, menurut putranya Senin (26/12).

Allan Rubin, profesor ilmu bumi di Princeton University, mengatakan bahwa ibunya tutup usia Minggu malam karena sebab alami.

Vera Rubin menemukan bahwa galaksi-galaksi tidak berotasi seperti yang diprediksi sebelumnya, dan hal itu mendukung teori bahwa ada daya lain yang bekerja, yang disebut materi gelap.

Materi gelap, yang belum diamati secara langsung, mencakup 27 persen dari alam semesta, dibandingkan dengan 5 persen materi normal di alam semesta. Para ilmuwan lebih memahami yang bukan menjadi karakteristik materi gelap, bukannya apa itu materi gelap.

Pencapaian ilmiah Rubin membuatnya dianugerahi banyak penghargaan dan penghormatan, termasuk Medali Ilmu Pengetahuan Nasional yang diberikan oleh Presiden Bill Clinton tahun 1993 "atas program-program penelitiannya yang bersifat pionir dalam kosmologi pengamatan." Ia juga merupakan astronom perempuan kedua yang diangkat menjadi anggota Akademi Sains Nasional.

"Sebagai ilmuwan perempuan, Vera Rubin harus mengatasi sejumlah hambatan dalam karirnya," tulis ahli fisika Sean Carroll dari California Institute of Technology di Twitter hari Senin.

Halaman Twitter Vera Rubin, astronom pionir yang menemukan bukti kuat mengenai 'dark matter'.
Halaman Twitter Vera Rubin, astronom pionir yang menemukan bukti kuat mengenai 'dark matter'.

Ketertarikan Rubin terhadap astronomi dimulai saat ia masih remaja dan meningkat karena pengaruh ayahnya, Philip Cooper, insinyur elektro yang membantunya membuat teleskop sendiri dan membawanya ke pertemuan-pertemuan astronom amatir.

Meskipun Rubin mengatakan orangtuanya sangat mendukung pilihan karirnya, ia mengatakan dalam sebuah wawancara tahun 1995 dengan Institut Fisika Amerika bahwa ayahnya telah menyarankan ia mendalami matematika, karena khawatir ia akan sulit mendapatkan penghasilan sebagai astronom.

Ia adalah satu-satunya mahasiswi jurusan astronomi yang lulus dari Vassar College tahun 1948. Ketika hendak mendaftar program S2 di Princeton, ia mendapati bahwa perempuan tidak diperkenankan masuk program pascasarjana astronomi di universitas itu, sehingga ia mendapatkan gelar masternya dari Cornell University.

Rubin mendapatkan gelar PhD dari Georgetown University, di mana ia kemudian bekerja sebagai anggota fakultas selama beberapa tahun sebelum bekerja di Carnegie Institution di Washington, sebuah pusat penelitian ilmiah nirlaba.

Selama karirnya, Rubin mengamati lebih dari 200 galaksi.

“Vera Rubin merupakan harta karun nasional sebagai astronom andal dan panutan yang baik bagi ilmuwan-ilmuwan muda," ujar Matthew Scott, presiden Carnegie Institution. “Kami sangat sedih atas kepergiannya." [hd]

XS
SM
MD
LG