Tautan-tautan Akses

Vaksin Anti-Rotavirus Ampuh Sembuhkan Diare Parah pada Anak-Anak


Pemberian vaksin anti-rotavirus bukan hanya ampuh mengatasi penyakit diare pada anak-anak, tetapi juga memberi perlindungan kepada orang dewasa dan lanjut usia (foto: ilustrasi).
Pemberian vaksin anti-rotavirus bukan hanya ampuh mengatasi penyakit diare pada anak-anak, tetapi juga memberi perlindungan kepada orang dewasa dan lanjut usia (foto: ilustrasi).

Satu vaksin yang baru-baru ini diperkenalkan telah terbukti sangat ampuh mengobati diare parah akibat rotavirus, yang membunuh lebih dari 500 ribu orang per tahun, sebagian besar anak-anak.

Kematian akibat rotavirus jarang terjadi di Amerika, tapi penyakit itu menyebabkan puluhan ribu anak dirawat di rumah sakit setiap tahun.

Vaksinasi nasional dimulai di Amerika tahun 2006, dan kini peneliti sedang mengevaluasi hasilnya.

Mereka sudah tahu bahwa vaksin itu ampuh, karena jumlah rawat inap terkait diare turun 50 persen hanya dua tahun setelah program imunisasi itu dimulai. Tapi peneliti Ben Lopman, pada Pusat Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC), mengatakan perlindungan vaksin itu tidak hanya pada anak-anak yang memang mendapat vaksinasi tersebut.

"Program vaksin itu juga memberi perlindungan tidak langsung pada anak-anak yang berusia lebih tua, orang dewasa maupun orang tua, supaya mereka tidak perlu dirawat inap. Tahun 2008 jumlah rawat inap turun lebih dari 10 ribu pada kelompok usia ini - dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," paparnya.

Menurut Lopman, perlindungan tidak langsung ini, yang kadang disebut kekebalan kelompok - terjadi bila tidak banyak orang yang menularkan virus tersebut kepada orang lain.

Ia mengatakan, "Jadi, dengan memvaksinasi anak-anak, kita mencegah mereka menularkan virus itu ke kakak mereka, orang tua mereka, kakek-nenek mereka, dan seterusnya, karena, setelah divaksinasi, anak-anak itu tidak akan tertular."

Hal lain yang tak terduga adalah anak-anak yang berusia lebih tua dan orang dewasa tertular rotavirus dalam jumlah yang signifikan. Walau vaksin itu hanya disarankan bagi anak-anak, Lopman mengatakan, hasil penelitiannya menunjukkan, dokter harus menyadari bahwa pasien yang menunjukkan gejala-gejala rotavirus mungkin telah tertular, tanpa memandang usia.

Meskipun penelitian itu dilakukan di Amerika, rotavirus adalah masalah yang jauh lebih serius di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, dan vaksin ini tidak begitu ampuh di wilayah itu. Jadi, menurut Lopman, ia tidak bisa mengatakan temuannya akan bermanfaat di sana.

Dalam komentar yang diterbitkan dalam makalah penelitian, pejabat senior dari National Institutes of Health itu mengatakan dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengukur keampuhan program vaksinasi rotavirus yang dilakukan di wilayah di mana ancaman penyakit itu jauh lebih serius. Tapi pejabat itu menulis, bahwa penelitian Lopman menunjukkan manfaat perlindungan tidak langsung, harus dipertimbangkan dalam mengukur nilai satu program vaksinasi.

Hasil penelitian Ben Lopman dan koleganya diterbitkan dalam situs internet “Journal of Infectious Diseases.”

XS
SM
MD
LG