Tautan-tautan Akses

Ukraina Tolak Usulan Gencatan Senjata Separatis Pro-Rusia


Separatis pro-Rusia mengendarai tank di jalanan kota Donetsk, Ukraina timur (10/8). Pertempuran masih terus berlanjut di Ukraina timur.
Separatis pro-Rusia mengendarai tank di jalanan kota Donetsk, Ukraina timur (10/8). Pertempuran masih terus berlanjut di Ukraina timur.

Juru bicara militer Ukraina telah menolak seruan separatis pro-Rusia untuk gencatan senjata, sementara pertempuran berlanjut di Ukraina timur.

Seorang juru bicara militer Ukraina hari Minggu (10/8) menolak seruan kelompok separatis pro-Rusia untuk melakukan gencatan senjata, sementara pertempuran terus berlanjut di Ukraina Timur.

Sehari sebelumnya kelompok separatis mengatakan mereka siap melakukan gencatan senjata guna mencegah “bencana kemanusiaan” di Ukraina Timur. Tetapi juru bicara militer Ukraina Andriy Lysenko hari Minggu menolak seruan itu dan menghimbau kelompok separatis untuk “mengibarkan bendera putih” dan meletakkan senjata.

Kelompok separatis menolak himbauan itu dan mengatakan gencatan senjata apapun “harus dilakukan oleh kedua pihak” dan pemerintah Ukraina tidak dapat mencapai kesepakatan sehingga perundingan gencatan apapun “tidak berguna”.

Militer Ukraina terus menekan kelompok separatis di benteng-benteng pertahanan mereka di Donetsk dan Luhanks. Warga Donetsk melaporkan terjadinya penembakan dengan artileri hari Minggu dan pertempuran hebat juga dilaporkan terjadi di Luhansk.

Rusia meningkatkan kehadiran pasukannya di perbatasan dengan Ukraina dan Selasa lalu menawarkan mengirim konvoi bantuan ke Ukraina Timur dibawah pengawasan Komisi Palang Merah Internasional. Tapi usul Russia ini meningkatkan kekhawatiran bahwa Rusia akan menginvasi Ukraina berkedok misi kemanusiaan.

Duta Besar Amerika Untuk PBB Samantha Power hari Jum’at mengatakan “intervensi Rusia lebih jauh” di Ukraina – termasuk dengan bantuan kemanusiaan – akan dianggap sebagai “invasi”. Ia juga mengatakan bantuan militer lintas-perbatasan Rusia kepada kelompok separatis itu telah meningkat pesat dalam beberapa pekan ini.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov hari Minggu berkeras bahwa menyediakan bantuan kemanusiaan ke Ukraina Timur itu “penting”, tidak dapat ditunda dan “berada di bawah pengawasan” Presiden Vladimir Putin. Lavrov mengatakan telah membahas hal itu selama beberapa hari ini dengan mitra-mitranya di Ukraina, Amerika, Inggris dan Palang Merah Internasional.

Menurut Departemen Luar Negeri Amerika – dalam sebuah pembicaraan telfon hari Sabtu – Menteri Luar Negeri John Kerry mengatakan kepada Lavrov bahwa cara terbaik untuk mengirim bantuan kemanusiaan ke Ukraina adalah lewat organisasi-organisasi kemanusiaan yang sudah berada disana. Kerry mengatakan kepada Lavrov, Rusia seharusnya tidak ikut melakukan intervensi di Ukraina berkedok konvoi kemanusiaan atau penjaga perdamaian.

XS
SM
MD
LG