Tautan-tautan Akses

Pelajar Indonesia Ikuti Pameran Kebudayaan di Washington DC


Soro, pelajar Indonesia asal Papua yang turut dalam pameran budaya di gedung Departemen Luar Negeri AS di Washington, DC (29/7).
Soro, pelajar Indonesia asal Papua yang turut dalam pameran budaya di gedung Departemen Luar Negeri AS di Washington, DC (29/7).

Tujuh mahasiswa Indonesia datang ke Amerika untuk belajar budaya baru di negara Paman Sam dan di akhir perjalanan mereka, mereka ganti mengajarkan sebagian kecil dari budaya Indonesia dalam sebuah pameran di Washington minggu lalu (29/7).

Praditya Ramadhan Putra, atau yang lebih akrab dipanggil Adit, mengenakan kostum daerah Yogyakarta yang ia bawa dari Indonesia sambil menjaga stand Indonesia. Di stand itu, duduk sebuah meja penuh barang-barang khas Indonesia seperti wayang, gelang-gelang tradisional, kartu-kartu pos bergambar Indonesia sampai hiasan kepala adat khas Papua.

Bersama enam mahasiswa Indonesia lainnya, Adit bergabung dengan sekitar 125 mahasiswa lainnya dari 30 negara dalam pameran "Around the World in an Afternoon," sebuah eksibisi budaya sederhana di gedung Departemen Luar Negeri Amerika.

Ini adalah akhir pekan terakhir mereka di Amerika. Ketujuh mahasiswa Indonesia itu tiba di Amerika, tepatnya di Indiana, untuk belajar mengenai media baru dan jurnalisme selama lima minggu di Ball State University. Tapi ini baru pertama kalinya peserta program melakukan pameran budaya, dan Adit, mahasiswa Universitas Gadjah Mada, merasa beruntung bisa memperkenalkan budaya Indonesia.

Adit mengatakan, “Sebelum berangkat kami diminta membawa barang-barang tradisional dari Indonesia, seperti gantungan kunci, wayang atau pakaian adat.”

Adit dan teman-temannya bahkan mempersiapkan tarian untuk ditampilkan dalam pameran itu. Sayangnya, mereka tidak bisa menampilkannya karena tidak termasuk dalam program pameran.

“Tapi, kami sempat menari dua kali di Ball State University. Yang pertama dihadiri mahasiswa-mahasiswa Ball State. Dan yang kedua dihadiri faculty members dari Ball State dan dari home family," ujar Adit.

Gagal menari dalam pameran di Washington ternyata membuat salah satu teman Adit, Desak Putu Sinta Suryani cukup kecewa. Tetapi, ia mengatakan tetap bangga bisa mengenakan kostum adat asal daerahnya yaitu Bali, yang ternyata cukup menarik perhatian dan pertanyaan pengunjung yang kebanyakan adalah pegawai Departemen Luar Negeri Amerika. Ia mengatakan, “Selain pakaian, yang banyak mereka tanyakan juga adalah bahasa yang kita pakai dan dimana letak Indonesia. Saya cukup heran juga banyak yang tidak tahu dimana Indonesia. Sayang tidak satupun dari kami yang bawa peta Indonesia.”

Peserta lain dari India, Sukanya Agarwal, belajar mengenai women leadership atau kepemimpinan perempuan di negara bagian Seattle.

Sukanya mengatakan, “Saya rasa kami semua mendapat sesuatu dari program ini. Seperti yang kami petik, kita adalah perubahan yang selalu kita nantikan. Jadi bangga rasanya untuk sadar bahwa sebagai seorang perempuan kami lahir dengan sumber daya. Tapi, kami harus membuat orang lain menyadari hal tersebut.”

J. Adam Ereli, Wakil Asisten Menteri Luar Negeri Amerika urusan pendidikan dan budaya yang mengorganisasi pameran tersebut, mengatakan setiap tahun pihaknya berusaha mengakomodasi sebanyak mungkin negara untuk mewakili benua-benua di dunia. Para mahasiswa tersebut terpilih lewat proses seleksi di kedutaan dan Departemen Luar Negeri, dengan kriteria mereka memiliki catatan prestasi yang cukup gemilang dan memiliki kapasitas memimpin.

Ia mengatakan, “Indonesia adalah negara yang spesial. Kami memiliki hubungan yang terus tumbuh secara ekonomi, politik dan sosial. Selain itu, sama seperti Amerika, Indonesia adalah negara yang sangat beragam dengan berbagai isu menantang. Jadi kami sangat berkomitmen meningkatkan jumlah orang Indonesia yang belajar di Amerika dan orang Amerika di Indonesia.”

Program ini, kata Adam Ereli adalah bagian dari proyek Study of the US Institutes binaan Departemen Luar Negeri Amerika, yang diadakan setiap tahun dan telah berjalan cukup lama.

XS
SM
MD
LG