Tautan-tautan Akses

Trump Tak Mau Mundur dari Sejumlah Klaim Tuduhan Tak Berdasar


Presiden AS Donald Trump tidak mau mundur dari sejumlah klaim politik tidak berdasar (foto: dok).
Presiden AS Donald Trump tidak mau mundur dari sejumlah klaim politik tidak berdasar (foto: dok).

Dua bulan menjabat Donald Trump telah menyampaikan sejumlah klaim politik yang dibantah oleh sejumlah pejabat di Washington DC, pakar dan para pengecek fakta.

Dalam wawancara terbaru dengan majalah Time yang dirilis hari Kamis (23/3), Trump tidak mau mundur dari berbagai tuduhan yang tidak berdasar, termasuk bahwa mantan presiden Barack Obama telah menyadap markasnya di Trump Tower, New York, beberapa minggu menjelang pemilu 8 November; juga klaim bahwa ada tiga juga imigran illegal yang ikut memberikan suara dalam pemilu, dan bahwa warga Muslim di New Jersey merayakan serangan teroris 11 September 2001.

Trump belum membuktikan satupun dari tiga klaim itu dan sejumlah orang mengatakan klaim-klaim itu tidak benar.

“Saya orang yang sangat naluriah, dan naluri saya ternyata benar,” ujar Trump.

“Ketika setiap orang mengatakan saya tidak akan memenangkan pemilu, saya mengatakan saya akan menang!”

Tentang klaim penyadapan, presiden ke-45 Amerika ini mengatakan, “Kita akan melihat apa yang terjadi. Saya memperkirakan banyak hal yang perlu waktu untuk dibuktikan.”

Trump bicara kepada majalah Time hari Rabu (23/3) ketika Ketua Komite Intelijen DPR Devin Nunes mengatakan pembicaraan pejabat-pejabat transisi Trump – dan mungkin Trump sendiri – telah “disadap secara tidak sengaja” ketika Trump memasuki masa transisi kekuasaan setelah pemilu 8 November hingga pelantikan pada 20 Januari.

Tetapi Nunes, Direktur FBI James Comey dan beberapa pejabat keamanan telah mengatakan Obama tidak menyadap Trump.

Tentang kasus penyadapan baru yang disampaikan Nunes itu, Trump mengatakan “siapa yang tahu tentang hal itu? Ia baru saja mendapat informasi ini. Ini informasi baru. Jadi kami semua disadap pada masa pemerintahan Obama pasca pemilu presiden. Wow. Ini baru saja terungkap.”

Setelah mengadakan pertemuan dengan Nunes, Turmp mengatakan ia merasa ada beberapa bagian pernyataannya – tentang tuduhan penyadapan yang dilakukan Obama – yang benar, meskipun tidak seperti klaim yang disampaikannya dalam serangkaian pernyataan di Twitter pada 4 Maret lalu.

Sementara soal klaim adanya tiga juta imigral illegal yang memberikan suara, Trump mengatakan “saya kira hal itu juga akan terbukti benar. Ada orang-orang yang mengatakan pada saya jumlahnya bahkan lebih dari itu. Kami membentuk komite. Kami akan mempelajarinya. Ini masalah yang sangat serius.”

Trump juga menyebut laporan di Washington Post tahun 2001 yang menyebutkan klaim yang tidak bisa dikukuhkan kebenarannya bahwa warga Muslim merayakan serangan teroris 11 September 2001, tetapi polisi di New Jersey mengatakan perayaan itu tidak pernah terjadi, bahkan ketika Trump mengklaim dalam kampanye bahwa ia menyaksikan perayaan itu di televisi.

Selain soal pemilu, Trump mengatakan telah secara benar memprediksi beberapa hal, antara lain soal keluarnya Inggris dari Uni Eropa, kerusuhan akibat imigran di Swedia, dan email-email dari mantan menteri luar negeri Hillary Clinton yang menjadi penantangnya dalam pemilu, yang muncul dalam komputer yang digunakan oleh Anthony Weiner – anggota kongres yang dipecat. Weiner adalah mantan suami pembantu dekat Clinton. [em/ii]

XS
SM
MD
LG