Tautan-tautan Akses

Trump: Serangan di Eropa Bukti Perlunya Pemeriksaan Muslim


Warga berkumpul di depan lilin-lilin dekat pasar Natal di gereja memorial Kaiser Wilhelm di Berlin, Jerman (21/12), dua hari setelah serangan truk maut. (AP/Michael Sohn)
Warga berkumpul di depan lilin-lilin dekat pasar Natal di gereja memorial Kaiser Wilhelm di Berlin, Jerman (21/12), dua hari setelah serangan truk maut. (AP/Michael Sohn)

Trump telah berjanji akan memulai "pemeriksaan ekstrem" terhadap orang-orang yang berusaha masuk ke Amerika Serikat dari negara-negara di mana terjadi serangan teroris.

Presiden AS terpilih, Donald Trump mengatakan Rabu (21/12) bahwa serangan di Eropa minggu ini "membuktikan bahwa dia benar" tentang rencananya melakukan pemeriksaan ketat terhadap orang-orang Muslim yang akan datang ke Amerika Serikat.

"Kalian tahu rencana saya. Selama ini, saya telah terbukti benar, 100 persen benar. Apa yang terjadi adalah memalukan," kata Trump dalam sebuah percakapan singkat dengan wartawan di Florida, di mana ia terus berbicara dengan para kandidat untuk posisi-posisi utama dalam pemerintahannya.

Ditanya tentang serangan truk di pasar Natal di Berlin yang menewaskan 12 orang dan pembunuhan seorang diplomat Rusia di Ankara, Trump mengatakan, "Mengerikan. Mengerikan. Apa yang terjadi adalah mengerikan, mengerikan," katanya.

Dia menggambarkan tindak kekerasan itu sebagai "serangan terhadap kemanusiaan. Serangan terhadap kemanusiaan itu harus dihentikan."

Dalam kampanye pemilu yang panjang untuk mencapai Gedung Putih, Trump telah menyerukan larangan langsung terhadap umat Islam masuk ke Amerika Serikat. Namun sejak itu dia berjanji akan memulai "pemeriksaan ekstrem" terhadap orang-orang yang berusaha masuk ke Amerika Serikat dari negara-negara di mana terjadi serangan teroris.

Pihak berwajib Eropa terlibat dalam pemburuan besar-besaran terhadap seorang warga Tunisia, Anis Amri, yang katanya terkait jaringan Negara Islam (ISIS) di Jerman untuk dimintai keterangan mengenai serangan di Berlin, sementara seorang polisi Turki yang sedang tidak bertugas menembak mati Duta Besar Rusia untuk Turki di sebuah balai seni. [sp/isa]

XS
SM
MD
LG