Tautan-tautan Akses

Jajak Pendapat: Trump, Salah Satu Presiden AS Paling Tak Populer


President-terpilih AS, Donald Trump memberikan konferensi pers di gedung Trump Tower di New York, 11 Januari lalu (foto: dok).
President-terpilih AS, Donald Trump memberikan konferensi pers di gedung Trump Tower di New York, 11 Januari lalu (foto: dok).

Hasil jajak pendapat baru di Amerika menunjukkan, Presiden terpilih Donald Trump memulai masa jabatan empat tahun di Gedung Putih sebagai salah satu presiden paling tidak populer dalam puluhan tahun terakhir.

Hasil jajak pendapat the Washington Post-ABC News hari Selasa (17/1) menunjukkan, tiga hari menjelang pelantikannya hari Jumat (20/1), Donald Trump adalah yang paling tidak populer dari setidaknya tujuh presiden terakhir Amerika yang baru terpilih. Namun, kesimpulan itu langsung ditepis oleh Trump.

Selain itu, survei tersebut dan survei lain oleh CNN dalam beberapa hari ini menunjukkan pemilih Amerika berpandangan sangat negatif terhadap cara Trump menangani masa transisinya ke kekuasaan sejak pemilu November, sehingga angka popularitasnya berada jauh di bawah popularitas beberapa presiden terakhir.

"Orang-orang yang itu-itu juga, yang melakukan jajak pendapat palsu tentang pemilu, dan sangat salah, kini melakukan jajak pendapat mengenai peringkat popularitas," ujar Trump dalam responnya melalui Twitter. “Jajak-jajak pendapat itu adalah hasil rekayasa seperti yang sudah-sudah,” tepis Trump.

Presiden terpilih mengatakan, "Orang-orang akan berdatangan ke Washington dalam jumlah yang sangat besar. Pengendara motor yang menyebut diri 'Bikers for Trump' sedang dalam perjalanan. Kamis, Jumat dan Sabtu akan menjadi hari-hari luar biasa!"

Jajak pendapat CNN dan Post-ABC menunjukkan popularitas Trump 40 persen, sekitar separuh popularitas Presiden Barack Obama saat mulai menjabat tahun 2009 atau jauh dibawah angka popularitas Obama 61 persen sekarang saat akan meninggalkan jabatan.

Sejak 1976, tujuh presiden Amerika yang baru terpilih memulai masa jabatan dengan angka popularitas antara 56 dan 79 persen. Dengan kata lain, tidak ada presiden Amerika baru-baru ini yang mendekati angka 54 persen tidak disukai yang diperoleh Trump pada awal kepresidenannya.

Pandangan negatif tentang Trump sebagian mencerminkan pemilu 2016 yang kontroversial, di mana Trump mengejutkan analis politik dengan mengalahkan calon presiden Partai Demokrat Hillary Clinton, mantan menteri luar negeri yang ingin menjadi perempuan pertama presiden Amerika. Clinton meraih hampir tiga juta suara pemilih lebih banyak daripada Trump, tetapi Trump menang dalam Electoral College, sistem penghitungan berdasar negara bagian Amerika untuk memilih presiden.

Trump dijadwalkan dilantik menjadi presiden ke-45 Amerika hari Jumat di tangga pintu masuk utama Capitol Hill atau Gedung Kongres Amerika di Washington.

Meskipun ada pandangan negatif, jajak pendapat Washington Post-ABC News itu menunjukkan, mayoritas orang Amerika optimistis Trump akan mampu memenuhi janji kampanyenya meningkatkan pertumbuhan lapangan pekerjaan di Amerika dan mengatasi ancaman terorisme. Peringkat popularitas terburuk ia dapatkan dalam menangani hubungan ras dan isu-isu yang menjadi perhatian perempuan.

Jajak pendapat itu mendapati, hanya 44 persen orang Amerika percaya bahwa Trump memenuhi syarat untuk menjadi presiden, dibanding 52 persen yang menyatakan ia tidak layak. Namun, 52 persen itu adalah angka terbaik yang diperoleh Trump sejak ia menjadi kandidat presiden satu setengah tahun lalu. [ka/ds]

XS
SM
MD
LG