Tautan-tautan Akses

Pelatih Debat: Trump Harus Minta Maaf karena Komentar Vulgar


Dua capres AS, Hillary Clinton dan Donald Trump pada debat pertama di Universitas Hofstra di kota Hempstead, New York (26/9) lalu.
Dua capres AS, Hillary Clinton dan Donald Trump pada debat pertama di Universitas Hofstra di kota Hempstead, New York (26/9) lalu.

Seorang pelatih debat menganjurkan Capres Partai Republik Donald Trump agar meminta maaf atas rekaman video yang berisi komentar vulgarnya, pada debat kedua hari Minggu (9/10) malam.

Salah seorang pelatih debat yang berpengalaman mengatakan calon presiden Partai Republik Donald Trump akan tampil cerdas jika “meminta maaf” pada debat kampanye calon Presiden hari Minggu (9/10) atas komentar-komentar kasarnya mengenai perempuan dalam rekaman video 10 tahun lalu.

“Umumnya orang akan memaafkan,” kata pelatih debat Universitas Michigan Aaron Kall kepada VOA “jika ia menunjukkan penyesalan, akan baik baginya.”

Tapi Kall mengatakan “akan tampak seperti putus asa” jika Trump menyerang calon Partai Demokrat Hillary Clinton dengan menuduh bahwa ia memungkinkan penyelewengan oleh suaminya mantan Presiden Bill Clinton, dan komentar-komentarnya yang memojokkan perempuan yang selama bertahun-tahun mengklaim bahwa Clinton menginginkan hubungan seks yang tidak dikehendaki dengan mereka.

Bill Clinton yang menjabat dua periode sebagai presiden dan mengakhiri jabatannya tahun 2001 dimakzulkan karena berbohong mengenai hubungannya dengan seorang pegawai magang di Gedung Putih. Tapi ia tidak dinyatakan bersalah dalam sidang Senat yang sedianya akan memaksanya berhenti dari jabatan Presiden.

Trump sebelumnya mengisyaratkan ia akan mengangkat tuduhan-tuduhan terhadap Bill Clinton yang menurut pelatih debat Kall “akan menggembirakan pendukungnya. Mereka benar-benar akan mendukungnya.”

Tapi Kall menambahkan bahwa ia tidak yakin hal itu akan menguntungkan Trump.

"Orang tidak ingin membuka lagi kasus periode itu pada akhir tahun 1990-an. Orang ingin melangkah ke depan. Mereka lebih prihatin mengenai pekerjaan, dan isu-su yang lebih berarti,” ujarnya.

Kall mengatakan format debat town hall yang diadakan hari Minggu (9/10) malam di St. Louis, Missouri menampilkan tantangan-tantangan bagi Trump dan Clinton untuk menunjukkan empati kepada para pemilih yang belum menentukan pilihan di ruang debat itu dan kepada jutaan penonton televisi.

Sekitar 40 orang hadirin akan mendapat kesempatan untuk menanyai kedua kandidat mengenai pandangan mereka mengenai berbagai isu demikian pula pertanyaan dari dua orang penyiar televisi.

Puluhan tokoh Partai Republik telah menyatakan Donald Trump tidak pantas menjadi presiden dan sebagian menganjurkannya untuk mundur dari persaingan itu. Pelatih debat Aaron Kall mengatakan format itu lebih sulit bagi kedua calon dibandingkan debat biasa di mana kedua calon berdiri di belakang podium.

“Mereka akan berbagi panggung dengan lawan, berbicara kepada para pemilih yang belum menentukan pilihan dengan dua moderator yang sangat piawai, sambil berkeliling panggung dan berusaha menjawab pertanyaan dalam dua menit,” katanya.

Kall mengatakan ia yakin Trump, pengusaha real estate bisa menangani format town hall itu karena pengalamannya bertahun-tahun menjadi pemandu acara realita di televisi.

Para analis sebelumnya mengatakan mantan menlu Amerika, Hillary Clinton bisa menghadapi debat town hall itu lebih baik karena sudah berkali-kali melakukannya dalam beberapa kampanye politik sementara bagi Trump merupakan yang pertama kalinya. [my/ii]

XS
SM
MD
LG