Tautan-tautan Akses

Trump Diperkirakan Prioritaskan Kebijakan Dalam Negeri


President-terpilih Donald Trump (kiri) bersama Wapres terpilih Mike Pence dalam acara di Washington DC, Selasa (17/1).
President-terpilih Donald Trump (kiri) bersama Wapres terpilih Mike Pence dalam acara di Washington DC, Selasa (17/1).

Dalam beberapa bulan pertama pemerintahannya, Donald Trump diperkirakan akan memusatkan perhatian pada kebijakan dalam negeri, khususnya penciptaan lapangan pekerjaan dan pemangkasan pajak.

Hari Jumat 20 Januari ini milyarder real-estate Donald Trump akan dilantik sebagai presiden ke-45 Amerika dan diambil sumpah jabatan di anak tangga gedung Kongres di Washington DC.

Washington DC adalah kota yang akan menjadi ajang peralihan kekuasaan saat presiden Barack Obama masuk ke akhir masa jabatannya, dan Donald Trump memulai era baru.

Wakil presiden terpilih Mike Pence mengatakan pemerintahan baru siap bertugas.

“Kami semua siap bekerja. Faktanya, kami tidak sabar ingin bekerja bagi warga Amerika guna menjadikan Amerika jaya lagi,” katanya.

Beberapa jajak pendapat menunjukkan Trump akan menjabat dengan tingkat popularitas terendah dibanding presiden terpilih lainnya dalam 40 tahun terakhir ini.

Tetapi Trump tetap optimis menghadapi tantangan, khususnya dalam hal menciptakan lapangan kerja; dan ia menyampaikan hal ini dalam konferensi persnya yang pertama pekan lalu.

“Ada semangat sangat besar saat ini, semangat yang menurut banyak orang belum pernah kita saksikan sebelumnya," ujar Trump.

Dalam konferensi pers terakhir sebagai presiden, Barack Obama memberikan sejumlah nasihat kepada penerusnya.

“Pekerjaan seorang presiden sangat besar skalanya dan tidak bisa dilakukan seorang diri. Kita harus mengandalkan pada kerjasama tim,” kata Obama.

Dalam beberapa bulan pertama pemerintahannya, Trump diperkirakan akan memusatkan perhatian pada kebijakan dalam negeri, khususnya penciptaan lapangan pekerjaan dan pemangkasan pajak.

Tetapi analis John Fortier di Bipartisan Policy Center mengatakan masih banyak pertanyaan muncul terkait arah kebijakan luar negerinya.

“Kita tahu garis besar kebijakan luar negeri Donald Trump secara umum, tetapi kita tahu banyak rinciannya dan memahaminya secara nyata; dan bagaimana menghadapi masalah dunia. Melihat apa yang disampaikan sebelumnya bahwa ia berbeda dengan pendahulunya di Partai Republik, ini merupakan sesuatu yang akan dicermati semua orang dengan seksama,” ulas Fortier.

Analis Michael Barone di American Enterprise Institute mengatakan meskipun kampanye presiden yang memecahbelah itu sudah berlalu, tingkat popularitas Trump yang rendah menunjukkan di balik agenda Trump masih banyak hal yang perlu dilakukan untuk menyatukan negara ini.

“Kita sepertinya berada di dalam sebuah era yang tidak enak sekarang ini. Negara ini bisa disatukan. Kita melihat hal ini setelah serangan 11 September 2001 dan saya merasa ini hal yang sangat serius. Tetapi perpecahan masih terus terjadi,” ujar Barone.

Ratusan ribu pendukung Trump diperkirakan akan berada di Washington DC untuk mengikuti pelantikan dan menyimak pidato pertama presiden baru tersebut.

Tetapi sedikitnya 50 anggota Kongres dari fraksi Demokrat telah mengatakan mereka tidak akan menghadiri acara pelantikan itu sebagai protes, dan hal ini memastikan perpecahan politik yang terjadi pada pemilu presiden tahun lalu akan terus berlangsung hingga awal pemerintahan baru ini. [em/jm]

XS
SM
MD
LG