Tautan-tautan Akses

Tokoh Sayap Kanan Kalah dalam Pemilu di Austria


Capres sayap kanan Norbert Hofer memeluk anaknya setelah kalah dalam pemilu di Austria, Minggu, 4 Desember 2016.
Capres sayap kanan Norbert Hofer memeluk anaknya setelah kalah dalam pemilu di Austria, Minggu, 4 Desember 2016.

Calon presiden anti-imigran di Austria, Norbert Hofer, gagal menjadi tokoh sayap kanan pertama di negara itu yang menjadi pemimpin sejak Perang Dunia Kedua, dalam pemilu yang tampaknya menjadi ujian atas kekuatan gerakan populis di Eropa.

Tim kampanye Hofer mengatakan mantan insinyur penerbangan yang mengkampanyekan anti-imigran yang dikenal sebagai “rencana Euroskeptic” itu mengakui kekalahannya atas tokoh lingkungan hidup Alexander Van Der Bellen yang bertarung dari kelompok independen.

"Pada dasarnya hal ini tidak berhasil," ujar Herbert Kickl, manajer tim kampanye Hofer. Ditambahkannya, "dalam hal ini, kelompok yang sudah mapan, yang kembali memblokir, memagari dan mencegah terjadinya pembaruan, telah menang," ujar Kickl kepada radio Austria ORF setelah pengumuman hasil pemilu hari Minggu (4/12).

Van Der Bellen tetap menang meskipun ada kampanye yang didominasi rasakelompok anti-kemapanan dan kemarahan terkait isu imigrasi Muslim, beban keuangan yang harus ditanggung karena dalam sistem negara kesejahteraan yang dianut Austria pengungsi dan migran berhak mendapat tunjangan, dan gelombang serangan teroris di Eropa tahun lalu yang terjadi setelah berawalnya krisis migran.

Para pemilih mengeluhkan perpecahan tajam yang terpapar dalam pemilu itu.

"Pemilu ini tragis," ujar Eva, seorang pemilih yang memberikan suaranya di distrik Wina hari Minggu. "Pemilu ini sangat tragis karena ada satu tokoh lagi, yaitu Hofer, yang bicara tentang cara pikir masa lalu, mengadudomba orang, berpandangan lebih ke kanan, ke arah Fasis, seperti Hitler," tambahnya.

Pemilu hari Minggu diselenggarakan setelah hasil pemilu sebelumnya pada 22 Mei lalu menunjukkan bahwa Van Der Bellen unggul hanya 31.000 suara dibanding Hofer. Mahkamah konstitusi Austria membatalkan hasil pemilu itu karena penyimpangan dalam penghitungan suara. [em/ds]

Recommended

XS
SM
MD
LG