Tautan-tautan Akses

Tiongkok Ingin Perkuat Hubungan Militer dengan Burma


Wakil Presiden Tiongkok, Xi Jinping ingin memperkuat hubungan militer dengan Burma.
Wakil Presiden Tiongkok, Xi Jinping ingin memperkuat hubungan militer dengan Burma.

Wakil Presiden Tiongkok Xi Jinping mengatakan di Beijing hari Senin, Tiongkok dan Burma harus memperkuat hubungan militer.

Wakil Presiden Tiongkok, Xi Jinping memuji persahabatan Tiongkok dengan Burma dalam sebuah pertemuan dengan komandan angkatan bersenjata Burma, Jenderal Min Aung Hlaing, di Beijing, Senin. Pertemuan itu dilangsungkan beberapa hari sebelum Menlu Amerika, Hillary Clinton melakukan kunjungan bersejarah ke Burma.

Kantor berita resmi Tiongkok, Xinhua mengutip wakil Presiden Xi Jinping yang mengusulkan untuk meningkatkan dan memperdalam kerjasama militer kedua negara. Xinhua juga mengutip pemimpin Tiongkok itu mengatakan persahabatan yang ditempa para pemimpin generasi terdahulu itu mampu bertahan ditengah perubahan arena internasional.”

Juru bicara Kementrian Tiongkok, Hong Lei ditanya, apakah pertemuan Tiongkok-Burma terkait dengan kunjungan pertama Menlu Amerika Hillary Clinton ke Burma akhir minggu ini.

Hong mengatakan Tiongkok dan Burma mengembangkan pertukaran dan kerjasama di berbagai bidang, tetapi tidak mau mengatakan lebih banyak mengenai pertemuan itu dari pernyataan resmi.

Ren Yue, peneliti kebijakan luar negeri dan dosen tamu pada Universitas Hong Kong mengatakan, “Saya pikir Tiongkok mengamati gerakan baru-baru ini dengan cermat, kunjungan Menlu Amerika, Clinton ke Burma. Sudah pasti pemerintah Tiongkok mengamati dengan cermat dan waspada.”

Ren mengatakan Tiongkok bermasalah dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya terutama seputar sengketa wilayah di Laut Cina Selatan, tetapi Tiongkok menilai Burma sebagai salah satu mitra paling kuat di kawasan ini. Dia menambahkan baik Burma maupun Tiongkok telah dikritik karena punya sistim politik yang tertutup, tetapi saat ini Burma mulai mengadakan reformasi.

“Pemerintah Tiongkok juga ingin memulai reformasi politik tetapi tidak cukup cepat. Saya pikir kunjungan Clinton akan memaksa pemimpin-pemimpin Tiongkok memikirkan itu termasuk demokratisasi, reformasi dan politik,” papar Ren Yue.

Sejak tahun lalu, Burma sudah mengadakan pemilu dan membebaskan pemimpin demokrasi Aung san Suu Kyi dari tahanan rumah. Baru-baru ini Burma juga mempertaruhkan kemarahan Tiongkok dengan menutup proyek bendungan hidroelektrik yang besar dan banyak ditentang.

Kunjungan Menlu Clinton ke Burma menyusul lawatan Presiden Obama ke negara-negara Asia. Para pengamat mengatakan lawatan ini untuk memperkuat pengaruh Amerika di kawasan ini di tengah keprihatinan bangkitnya Tiongkok.

Menurut Ren Yue, saat ini pemerintah Tiongkok mengamati dengan cermat (langkah-langkah Amerika, red.), tetapi belum merasa terancam.

XS
SM
MD
LG