Seorang pria Maroko yang diduga melakukan percobaan serangan bom bunuh diri di gedung Capitol di Amerika awal tahun ini mengaku bersalah dan menghadapi hukuman 30 tahun penjara.
Amine El Khalifi, imigran ilegal yang tinggal di negara bagian Virginia, mengaku bersalah di pengadilan federal di negara bagian itu hari Jumat sebagai bagian dari kesepakatan pembelaan dengan jaksa.
El Khalifi yang berusia 29 tahun itu ditangkap pada bulan Februari di sebuah garasi parkir dekat gedung Capitol, mengenakan apa yang dia pikir merupakan rompi bom bunuh diri yang disediakan oleh al-Qaeda. Padahal, El Khalifi menerima rompi itu dan sebuah pistol dari agen-agen Amerika yang menyamar sebagai militan al-Qaeda.
Biro Investigasi Federal mengatakan, pistol dan bom itu tidak bisa dioperasikan dan publik tidak terancam bahaya.
Penangkapan El Khalifi itu terjadi menyusul operasi selama berbulan-bulan di mana FBI mengatakan ia berbicara dengan agen-agen yang menyamar itu tentang keinginannya untuk menyerang beberapa sasaran di sekitar Washington untuk apa yang ia anggap sebagai pembalasan atas perang Amerika terhadap Muslim.
Dia didakwa dengan percobaan menggunakan senjata pemusnah massal dan dapat diancam hukuman seumur hidup penjara jika terbukti bersalah di pengadilan.
Amine El Khalifi, imigran ilegal yang tinggal di negara bagian Virginia, mengaku bersalah di pengadilan federal di negara bagian itu hari Jumat sebagai bagian dari kesepakatan pembelaan dengan jaksa.
El Khalifi yang berusia 29 tahun itu ditangkap pada bulan Februari di sebuah garasi parkir dekat gedung Capitol, mengenakan apa yang dia pikir merupakan rompi bom bunuh diri yang disediakan oleh al-Qaeda. Padahal, El Khalifi menerima rompi itu dan sebuah pistol dari agen-agen Amerika yang menyamar sebagai militan al-Qaeda.
Biro Investigasi Federal mengatakan, pistol dan bom itu tidak bisa dioperasikan dan publik tidak terancam bahaya.
Penangkapan El Khalifi itu terjadi menyusul operasi selama berbulan-bulan di mana FBI mengatakan ia berbicara dengan agen-agen yang menyamar itu tentang keinginannya untuk menyerang beberapa sasaran di sekitar Washington untuk apa yang ia anggap sebagai pembalasan atas perang Amerika terhadap Muslim.
Dia didakwa dengan percobaan menggunakan senjata pemusnah massal dan dapat diancam hukuman seumur hidup penjara jika terbukti bersalah di pengadilan.
