Tautan-tautan Akses

Tentara AS Pelaku Pembantaian Sipil di Afghanistan Mulai Diadili


Sersan Robert Bales, pelaku pembantaian warga sipil di Afghanistan bulan Maret 2012 yang lalu, mulai diadili di pangkalan gabungan Lewis-McChord, negara bagian Washington, hari ini (5/11) (Foto: dok).
Sersan Robert Bales, pelaku pembantaian warga sipil di Afghanistan bulan Maret 2012 yang lalu, mulai diadili di pangkalan gabungan Lewis-McChord, negara bagian Washington, hari ini (5/11) (Foto: dok).

Sersan Robert Bales, pelaku pembantaian warga sipil di Afghanistan akan menjalani persidangan awal di pangkalan gabungan Lewis-McChord di negara bagian Washington, hari ini (5/11).

Seorang tentara Amerika -- yang dituduh membunuh 16 warga desa di Afghanistan dalam serangan membabi buat Maret lalu -- dijadwalkan hadir untuk pertama kalinya di sebuah ruang sidang militer hari Senin ini.

Sersan Robert Bales akan hadir di sidang pendahuluan di Pangkalan Gabungan Lewis-McChord di Washington. Sidang itu akan berlangsung selama dua pekan dan mencakup pengakuan para saksi di Afghanistan yang akan ditayangkan secara langsung melalui video.

Sersan Robert Bales, yang berusia 39 tahun dan ayah dua anak, dikabarkan keluar dari pangkalan militer Amerika di Afghanistan selatan di tengah kegelapan malam tanggal 11 Maret, lalu menembak 16 orang, termasuk sembilan anak-anak, di desa dekat pangkalan itu. Sebagian dari jenazah tersebut dibakar sesudah peembakan tersebut.

Pasukan Amerika telah membayar kompensasi bagi para keluarga korban jiwa dan yang luka dalam serangan itu.

Istri Bales dan pengacara sipilnya, John Browne, telah mengatakan tentara tersebut tidak dapat mengingat apapun mengenai pembunuhan itu. Browne telah mengakui bahwa kliennya minum sesuatu sebelum penembakan tersebut, meskipun ada larangan militer meminum alkohol. Browne mengatakan kliennya kemungkinan besar menderita stress akibat berada dalam medan pertempuran.

Bales, yang sudah tiga kali bertugas di Irak sebelum dikerahkan ke Afghanistan Desember lalu, kabarnya telah menderita cedera otak yang traumatis di Irak tahun 2010.

Sebelumnya diberitakan bahwa Bales sudah pernah berkali-kali berurusan dengan pihak berwajib terkait minum minuman beralkohol. Ia pernah didapati bersalah di pengadilan karena melakukan penipuan sekuritas senilai 1,5 juta dolar beberapa tahun yang lalu.

Bales diancam hukuman mati apabila diputuskan bersalah atas penembakan itu. Militer Amerika belum pernah mengesekusi satupun tentaranya dalam kurun 50 tahun ini.
XS
SM
MD
LG