Tautan-tautan Akses

Kasus TB Kebal Obat Tinggi di Afrika Barat


Para pasien tuberkulosis yang kebal obat-obatan atau MDR-TB dirawat di sebuah rumah sakit (foto: ilustrasi).
Para pasien tuberkulosis yang kebal obat-obatan atau MDR-TB dirawat di sebuah rumah sakit (foto: ilustrasi).

Para periset mendapati jumlah kasus tuberkulosis yang kebal obat-obatan atau MDR-TB lebih banyak dari yang diperkirakan sebelumnya.

Pejabat kesehatan masyarakat mengimbau pemantauan yang lebih banyak dan langkah-langkah pengawasan sebelum MDR-TB menjadi ancaman besar kesehatan masyarakat.

Tuberkulosis yang kebal obat-obatan atau MDR-TB menjadi kebal terhadap dua obat yang paling umum digunakan untuk melawan penyakit itu. WHO mengelompokkan kasus-kasus MDR-TB juga sebagai kasus baru ketika penyakit itu muncul pada orang-orang yang belum pernah menderita TB dan kasus-kasus perawatan kembali orang yang sebelumnya pernah menderita TB.

Di Afrika Barat who memperkirakan 2 persen dari semua kasus TB baru kebal berbagai obat, dan kasus perawatan kembali dilaporkan lebih banyak sekitar 17 persen.

Tapi para periset di delapan negara Afrika Barat memperingatkan bahwa jumlah kasus baru dan perawatan kembali sebenarnya lebih banyak. Mereka mengatakan jumlah kasus baru TB kebal obat mendekati enam persen sementara sampai 35% kasus perawatan kembali adalah MDR-TB.

Jaringan West-African Network of Excellence untuk TB, AIDS dan malaria (WANETAM), menganalisa hampir 974 sampel dahak dari orang yang terinfeksi TB. Mereka mendapati 39 % dari sampel-sampel TB itu menunjukkan kebal terhadap sekurangnya satu antibiotik utama yang digunakan untuk mengobati TB. Sementara 22 % dari sampel itu tidak mempan terhadap dua atau lebih obat-obatan anti TB.

Temuan-temuan itu diterbitkan dalam jurnal online BMC Medicine.

Martin Antonio dari WANETAM unit dewan riset medis di Gambia mengatakan statistik itu khususnya mengkhawatirkan bagi 245 juta orang yang tinggal di Afrika Barat salah satu kawasan termiskin di dunia.

Antonio mengatakan makin banyak di masyarakat makin besar kemungkinannya akan menyebar.

Masalah lainnya ketika para periset mengamati lebih seksama kasus-kasus TB, mereka mendapati banyak MDR-TB juga kebal pada obat-obatan non utama. Para pejabat kesehatan menyebut jenis TB ini TB pra ekstensif yang sangat kebal obat.

Jenis TB yang lebih berbahaya ini di dapati pada sampel-sampel dahak di seluruh lokasi studi di Burkina Faso, Gambia, Ghana, Guinea-Bissau, Mali, Nigeria, Senegal and Togo. Burkina Faso, Gambia, Ghana, Guinea-Bissau, Mali, Nigeria, Senegal and Togo.

Bakteri kebal obat pra ekstensif hampir berkembang menjadi bakteri kebal obat yang ekstensif yang kebal terhadap obat-obatan TB utama dan non utama.

Proporsi tertinggi kebal obat pra ekstensif terdapat dalam 35 % sampel MDR di Ghana.

Antonio mengatakan jika TB yang kebal berbagai obat-obatan ini menyebar pada tingkat saat ini, tidak banyak yang bisa dilakukan bagi sebagian pasien. Ia menambahkan, pilihan-pilihan pengobatan bagi pasien-pasien itu sangat terbatas. Ini berarti pasien mungkin bisa meninggal akibat TB karena mereka mungkin tidak bisa diobati.

Antonio menyerukan upaya-upaya komunitas yang agresif untuk membendung TB dilakukan secepat mungkin di Afrika Barat untuk mencegah epidemi TB yang makin parah.

Ini termasuk mempersiapkan laboratorium untuk melakkukan uji cepat dan pengobatan TB, personil yang lebih banyak untuk memastikan pasien meminum obat sepantasnya dan secara aktif memantau mereka yang dirawat lebih dari satu kali dari TB untuk mengurangi resiko penyebaran TB kebal obat-obatan. [my/ii]

XS
SM
MD
LG