Tautan-tautan Akses

Pemantau: Suriah atau Pesawat Rusia Lakukan Serangan Gas Beracun


Para petugas berusaha menolong para korban serangan 'gas beracun' di kota Khan Sheikhoun, Idlib, Suriah, Selasa (4/4).
Para petugas berusaha menolong para korban serangan 'gas beracun' di kota Khan Sheikhoun, Idlib, Suriah, Selasa (4/4).

Pemantau dan pekerja sipil hari Selasa (4/4) menuduh pemerintah Suriah atau pesawat tempur Rusia melakukan serangan gas beracun di sebuah kota yang dikuasai pemberontak di Suriah utara, menewaskan puluhan orang dan melukai ratusan lainnya.

Persatuan Pelayanan Medis dan Organisasi Bantuan, koalisi organisasi kemanusiaan dan medis Barat menyebutkan, korban tewas mencapai 100 orang dan lebih dari 350 lainnya luka-luka.

Aktivis oposisi Suriah menggambarkan serangan itu sebagai yang terburuk dalam perang saudara brutal enam tahun dan kelompok oposisi politik utama, Koalisi Nasional Suriah, menyebut serangan itu sebagai “pembantaian mengerikan.”

Rusia telah "membantah" memainkan peran apapun dalam serangan itu. Pemerintah Suriah juga membantah menggunakan senjata kimia terhadap warga sipil.

Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan darurat membahas insiden itu hari Rabu pagi. Para aktivis pro-oposisi Pusat Media Idlib dan tim penyelamat yang dikenal sebagai White Helmets memuat rekaman video dan foto-foto setelah serangan udara di kota Khan Sheikhoun. Rekaman video itu menunjukkan seorang gadis kecil yang sedang menggunakan alat bantu pernapasan atau ventilator dan beberapa anak yang ditutupi dengan selimut.

Dalam video lain, petugas medis tampak sedang menyadarkan seorang gadis kecil dan membantu orang dewasa yang kesulitan bernapas. Penduduk setempat mengatakan mereka memperkirakan jumlah korban tewas akan meningkat.

Orang tersedak, muntah atau pingsan beberapa menit setelah serangan, kata Badan Pengawas HAM Suriah, sebuah kelompok

pemantau yang berkantor di London yang mengumpulkan informasi dari aktivis di lapangan. Kelompok itu mengatakan, telah menerima laporan awal dari petugas medis di lapangan. Badan Pengawas itu mengatakan sedikitnya 11 anak tewas. [ps/ii]

XS
SM
MD
LG