Tautan-tautan Akses

Surabaya Tingkatkan Kerjasama Bidang Pendidikan dengan Busan Korea Selatan


Rektor Dong Eui Universiti, Busan memberikan keterangan terkait kerjasama pendidikan dengan Pemerintah Kota Surabaya, Kamis 24 September 2015 (Foto: VOA/Petrus).
Rektor Dong Eui Universiti, Busan memberikan keterangan terkait kerjasama pendidikan dengan Pemerintah Kota Surabaya, Kamis 24 September 2015 (Foto: VOA/Petrus).

Kerjasama di bidang pendidikan dengan kota Busan dilakukan Pemerintah Kota Surabaya, karena menganggap banyak hal posistif yang bisa ditiru oleh Surabaya dari Busan.

Kota Surabaya dan Kota Busan di Korea Selatan semakin intensif meningkatkan hubungan kerjasama khususnya di bidang pendidikan, setelah kedua kota menjalin hubungan sister city sejak 20 tahun lalu.

Ratusan pelajar serta guru sekolah menengah di Surabaya telah dikirim ke Busan untuk mengikuti program pertukaran pelajar dan pelatihan guru, sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Kota Surabaya.

Kerjasama di bidang pendidikan dengan kota Busan dilakukan Pemerintah Kota Surabaya, karena menganggap banyak hal posistif yang bisa ditiru oleh Surabaya dari Busan. Menurut Yanuar Hermawan selaku Kepala Sub Bagian Kerjasama Luar Negeri, Pemerintah Kota Surabaya, etos kerja serta karakter yang kuat dari orang Korea menjadi salah satu alasan menjadikan sistem pendidikan di Busan sebagai acuan.

Menurut Yanuar, keberhasilan pembangunan suatu daerah ditentukan salah satunya oleh keberhasilan pendidikan, dari generasi mudanya.

“Belajar tentang sistem pengajaran secara komprehensif ya, jadi sistem belajar mengajar, terus penyediaan infrastruktur, dan juga materi tidak kalah penting. Artinya kita melihat Korea itu kan, karakter buildingnya kan kuat dan itu memang mau tidak mau kita melihatnya dari basic, pendidikan," kata Yanuar Hermawan, Kasubbag Kerjasama Luar Negeri Pemkot Surabaya.

"Bagaimana menciptakan generasi yang mandiri, bagaimana menciptakan generasi yang tidak gampang menyerah dan itu juga hal-hal yang bisa kita pelajari untuk bisa kita terapkan disini, karena pendidikan, ya saya pikir kita semua sepakat pendidikan adalah yang penting untuk bisa meningkatkan kualitas generasi,” imbuhnya.

Sejak lima tahun terakhir Pemerintah Kota Surabaya rutin mengirimkan delegasi pendidikan ke Busan, yaitu kelompok guru sekolah menengah dan juga pelajar serta mahasiswa untuk belajar di Busan.

Yunsook Jun selaku Wakil Kepala Institut Pendidikan dan Pelatihan Dong Eui University mengatakan, pengajaran dan pelatihan yang diberikan kepada guru-guru dari Surabaya telah diberikan seperti sistem pengajaran di Korea, dimana para guru diajarkan untuk dapat menjadikan para murid lebih aktif, dan mampu mengungkapkan pendapat secara bebas.

“Kami disini mengajarkan sistem pengajaran Korea kepada para guru, jadi bagaimana mengajarkan guru-guru di Indonesia mengenai bagaimana mengajarkan murid-murid bisa lebih aktif di kelas. Jadi bukan hanya guru yang menerangkan, tapi murid-murid juga beraktifitas seperti melakukan presentasi maupun bertanya kepada guru, artinya supaya murid-murid lebih aktif,” kata Yunsook Jun, Wakil Kepala Education Training Institut, Dong Eui University.

Keunggulan sistem pendidikan di Busan, Korea Selatan juga diakui Caroline, salah seorang mahasiswi asal Indonesia. Menurutnya sistem pendidikan di Korea mengharuskan para murid untuk bekerja keras agar memperoleh hasil yang baik. Semangat kerja keras yang dimiliki orang Korea, merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan di Busan.

“Kalau aku bilang disini kemauan buat belajarnya, kalau disini itu bisa dibilang mereka itu kerja keras buat belajar, kalau orang SMA (di Indonesia) dari jam 7 pagi sampai jam 2 (siang), disini juga sama jam 7 pagi sampai jam 2 (siang) tapi setelah selesai jam 2 mereka ada program belajar lagi di sekolah sampai jam 9 malam,” kata Caroline, Mahasiswi Indonesia di Busan, Korea Selatan.

Caroline, mahasiswi Kyungsung University di Busang berharap, pemerintah Indonesia lebih memperhatikan perbaikan dan kemajuan pendidikan sebagai kunci keberhasilan sebuah bangsa.

Kendala berupa tenaga pengajar yang terbatas khususnya di daerah terpencil, serta dana pendidikan yang masih sangat minim di beberapa daerah, harus menjadi perhatian serius pemerintah Indonesia untuk memajukan dunia pendidikan di tanah air.

“Karena kita kurang ada dukungan dari pemerintah misalnya kurang dana dari pemerintah, pasokan gurunya itu kurang ke daerah-daerah. Mungkin di kota-kota besar kayak Jakarta, Surabaya, itu guru-gurunya tidak kurang, di daerah kita bisa lihat sedikit banget. Jadi mereka juga yang dari daerah susah buat ke kota besar untuk melakukan pendidikan," kata Caroline.

"Terus yang aku lihat sekarang itu, daripada kota besar, orang-orang daerah lebih mempunyai kemauan untuk belajarnya lebih tinggi, jadi kalau misalnya kita bisa kirim guru atau kita bisa nyumbang dana buat orang daerah datang ke kota besar untuk belajar itu lebih efektif, jadi persaingannya juga lebih tinggi,” imbuhnya. [pr/eis]

Recommended

XS
SM
MD
LG