Tautan-tautan Akses

Studi: Terorisme Ancaman Jangka Panjang AS


Militan ISIS di Mosul, Irak (foto: ilustrasi). Kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan sosial adalah faktor-faktor pendorong terorisme, menurut studi oleh Institut Perdamaian AS.
Militan ISIS di Mosul, Irak (foto: ilustrasi). Kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan sosial adalah faktor-faktor pendorong terorisme, menurut studi oleh Institut Perdamaian AS.

Sebuah studi terbaru menyimpulkan bahwa terorisme Islamis tidak akan bisa diberantas sepenuhnya, dan ancaman terhadap AS sangat nyata.

Terorisme Islamis tidak akan bisa diberantas sepenuhnya, dan ancaman terhadap AS sangat nyata: itu adalah salah satu kesimpulan sebuah studi baru oleh Institut Perdamaian AS yang melacak asal mula dan evolusi jihadisme Salafis, fenomena yang dikatakan mengakibatkan AS jadi sasaran serangan pada September 2001 tanpa menduga sebelumnya.

"The Jihadi Threat: ISIS, Al Qaida and Beyond," yang ditulis oleh 20 pakar dari berbagai spektrum politik, melacak evolusi Salafisme sejak muncul pertama kali tahun 1970-an dan memusatkan pada rezim-rezim represif, sampai tahun 1990-an ketika gerakan itu memusatkan perhatiannya ke Barat.

Studi itu mengatakan bahwa satu-satunya solusi efektif untuk mengatasi terorisme Islamis adalah dengan mengatasi faktor-faktor yang menjadi penyebab awal dan terus mengobarkannya.

Kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan sosial adalah faktor-faktor pendorong terorisme, kata para penulis studi itu, yang membuat banyak orang mencari solusi lewat agama. Kondisi wilayah yang diwarnai kekerasan politik, militer dan sektarian, serta intervensi militer oleh pasukan asing non-Muslim telah membuat kekerasan ekstrem menjadi kepala-kepala berita global, kata laporan itu. [vm/ds]

XS
SM
MD
LG