Tautan-tautan Akses

Sri Lanka Adakan Seminar Anti Teror di Tengah Seruan Boikot


Warga Sri Lanka di Kolombo melakukan protes atas tuduhan PBB soal pelanggaran HAM semasa perang saudara dengan pemberontak Tamil.
Warga Sri Lanka di Kolombo melakukan protes atas tuduhan PBB soal pelanggaran HAM semasa perang saudara dengan pemberontak Tamil.

Human Rights Watch mendesak negara-negara agar memboikot, dengan mengatakan Sri Lanka ingin “membenarkan” pembunuhan warga sipil.

Sri Lanka membuka seminar internasional selama tiga hari untuk berbagi pelajaran yang diperoleh dari pertempuran beberapa dekade melawan pemberontak Macan Tamil, sementara kelompok-kelompok HAM menyerukan kepada negara-negara untuk memboikot seminar itu.

Angkatan bersenjata Sri Lanka mengatakan akan berbagi pengetahuan mengenai cara mengatasi pemberontakan dan upaya-upaya politik yang menyebabkan diakhirinya perang saudara di negara itu tahun 2009. Sri Lanka juga merencanakan membahas terorisme global dan menjalin hubungan antar negara dengan pejabat militer 42 negara peserta acara itu.

Human Rights Watch yang bermarkas di New Yor, mendesak negara-negara agar tidak ikut dengan mengatakan Sri Lanka ingin “membenarkan” pembunuhan warga sipil. Human Rights Watch mengatakan pengakuan Sri Lanka sebagai “contoh ” usaha kontra pemberontakan termasuk membunuh warga sipil, menyasar RS-RS dan berupaya mencegah dunia mengetahui hal itu.

Menteri Pertahanan Sri Lanka Gotabhaya Rajapaksa menolak tuduhan-tuduhan itu, dengan mengatakan sejumlah tokoh-tokoh penting dalam masyarakat internasional “menarik kesimpulan dengan tergesa-gesa” mengenai perang itu.

Pembukaan seminar itu hari Selasa dilakukan sehari setelah penyelidik khusus PBB menuduh Sri Lanka melakukan kejahatan terhadap warga sipil Tamil pada hari-hari terakhir perang saudara itu itu.

XS
SM
MD
LG