Tautan-tautan Akses

Siswa AS Yang Dikarantina Karena Ebola, Diperbolehkan Masuk Sekolah


Anak-anak sekolah menyeberang jalan menuju sekolah mereka di SMP Sam Tasby, Vickery Meadow, Dallas (Foto: dok). Anak-anak yang dikarantina karena Ebola, sudah mulai diperbolehkan kembali masuk sekolah, termasuk Ikeoluwa Opayemi (7 tahun), siswa di Milford, Connecticut (31/10).
Anak-anak sekolah menyeberang jalan menuju sekolah mereka di SMP Sam Tasby, Vickery Meadow, Dallas (Foto: dok). Anak-anak yang dikarantina karena Ebola, sudah mulai diperbolehkan kembali masuk sekolah, termasuk Ikeoluwa Opayemi (7 tahun), siswa di Milford, Connecticut (31/10).

Ikeoluwa Opayemi (7 tahun) telah diizinkan masuk sekolah di Milford, negara bagian Connecticut, Amerika, Jumat (31/10).

Anak perempuan Amerika yang dilarang bersekolah karena Ebola, telah diperbolehkan kembali masuk sekolah.

Sebuah surat kabar terkemuka Amerika mengatakan, seorang anak perempuan berumur tujuh tahun di Negara-Bagian Connecticut, Amerika timur laut, telah kembali masuk sekolah setelah dilarang masuk sekolah karena dikhawatirkan terkena virus Ebola ketika mengunjungi Afrika.

Surat kabar New York Times mengatakan Ikeoluwa Opayemi telah diizinkan masuk sekolah lagi, Jumat (31/10) di Milford. Sebelumnya sekolah anak itu memberlakukan peraturan agar dia tidak masuk sekolah selama 21 hari, waktu karantina bagi pencegahan timbulnya penyakit Ebola.

New York Times mengatakan anak perempuan itu dan ayahnya telah berkunjung ke Nigeria bulan Oktober lalu untuk menghadiri pesta pernikahan keluarga, tetapi tidak diketahui apakah ada pasien Ebola di Nigeria.

Surat kabar itu mengatakan keluarga tadi telah menggugat sistem sekolah Milford dan kedua pihak telah sepakat untuk menyelesaikan perkara itu. Tidak diperoleh rincian mengenai penyelesaian tersebut.

Juga Jumat (31/10), seorang hakim di negara bagian Maine, Amerika telah menetapkan melarang kewajiban karantina yang telah diusahakan oleh negara-bagian itu untuk memberlakukannya terhadap juru rawat yang kembali dari merawat pasien-pasien Ebola di Afrika Barat.

Hakim itu mengatakan Kaci Hickox tidak menunjukkan gejala-gejala Ebola dan bebas melakukan perjalanan, tetapi harus memberitahukan segera kepada para pejabat kesehatan kalau keadaan kesehatannya berubah. Tetapi perawat itu mengatakan, karantina itu melanggar haknya.

Hickox telah menolak untuk mematuhi peraturan karantina negara-bagian itu dan Kamis dia pergi bersepeda dengan pacarnya. Dia juga berjabat tangan dengan seorang wartawan pekan ini, setelah jumpa pers secara mendadak.

XS
SM
MD
LG