Tautan-tautan Akses

Serangan Udara Israel Tewaskan 3 Orang Lagi di Gaza


Warga Palestina membawa jenazah Ayoub Assaleya, anak laki-laki berusia 12 tahun yang tewas akibat serangan udara Israel di Jabalya, Gaza Utara (11/3).
Warga Palestina membawa jenazah Ayoub Assaleya, anak laki-laki berusia 12 tahun yang tewas akibat serangan udara Israel di Jabalya, Gaza Utara (11/3).

Pesawat Israel menewaskan tiga warga Palestina lagi di Jalur Gaza dalam babak pertempuran terbaru dengan militan yang menembakkan roket-roket ke Israel pada hari ketiga.

Para pejabat kesehatan Palestina menyatakan serangan udara Israel hari Minggu menewaskan seorang militan, seorang lelaki usia 60 tahun dan seorang bocah lelaki usia 12 tahun yang sedang berjalan menuju sekolah di kota Jebaliya, Gaza Utara.

Militer Israel menyatakan sedang menarget militan yang menembakkan sedikitnya belasan roket ke Israel Selatan pada hari itu. Tidak ada korban dilaporkan dalam serangan-serangan roket itu.

Serangan udara Israel di Gaza telah menewaskan 18 orang Palestina sejak hari Jumat, kebanyakan militan yang berafiliasi dengan kelompok Jihad Islam dan Komite Perlawanan Rakyat. Kedua kelompok itu telah menembakkan lebih dari 100 roket ke Israel pada periode tersebut, melukai beberapa warga sipil. Sistem antimisil Kubah Besi Israel telah mencegat sekitar 30 roket.

Ini merupakan salah satu baku tembak paling banyak menewaskan korban antara Israel dan militan Gaza sejak kedua pihak mengakhiri pertempuran singkat pada Januari 2009.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu hari Minggu mengatakan serangan udara itu merupakan harga mahal yang harus dibayar militan dan serangan akan dilanjutkan selama diperlukan. Pihak berwenang Israel telah menutup sekolah-sekolah di bagian selatan menyusul tembakan roket itu.

Para pejabat Palestina mengatakan Mesir sedang berusaha menengahi pulihnya situasi di kawasan itu, seperti yang dilakukan sebelumnya pada baku tembak berskala lebih kecil antara kedua pihak dalam beberapa tahun belakangan.

Seorang pemimpin Jihad Islam, Khaled Batch, mengatakan kepada Associated Press bahwa tidak ada kemungkinan untuk tenang selama agresi Zionis terhadap Gaza berlanjut. Gaza dikuasai oleh kelompok militan Hamas sejak 2007.

XS
SM
MD
LG