Tautan-tautan Akses

Serangan Udara Pimpinan Saudi Gagal Hambat Pemberontak Yaman


Pemberontak Syiah Houthi melakukan patroli di ibukota Sanaa, Yaman (foto: dok).
Pemberontak Syiah Houthi melakukan patroli di ibukota Sanaa, Yaman (foto: dok).

Gempuran udara selama dua minggu ini oleh koalisi pimpinan Arab Saudi telah gagal menghambat gerakan pemberontak Houthi di seluruh pelosok Yaman.

Pemberontak Islam Syiah Houthi dan sekutu mereka hari Kamis (9/4) berhasil mencapai pusat kota Aden dan daerah-daerah lain di bagian tenggara yang umumnya dihuni umat Sunni.

Jurubicara koalisi Jenderal Ahmed al-Asiri hari Kamis mengatakan pemberontak yang berhasil maju hanya dalam jumlah kecil dan akan segera ditumpas. Ia menambahkan saluran komunikasi antara unit-unit pemberontak itu telah diputus.

Jenderal itu juga menuduh pemberontak menyimpan senjata di kawasan-kawasan perumahan sipil.

Kantor berita AFP menyebutkan pasukan koalisi hari Kamis membom gedung kementerian pertahanan di Sana’a, ibukota Yaman, serta lokasi-lokasi pemberontak lainnya di sana.

Pemimpin Agung Iran Ayatollah Ali Khamenei hari Kamis mengatakan ofensif udara itu serupa dengan genosida dan memperingatkan Arab Saudi agar menghentikan apa yang disebutnya “tindakan kriminal” itu.

Iran, yang diduga membantu pemberontak Houthi, mengatakan akan mengerahkan kapal-kapal perang ke perairan di pesisir Yaman. Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan ofensif udara koalisi itu “sebuah kesalahan” dan tidak akan berhasil. Dalam pidatonya hari Kamis, ia juga mendesak gencatan senjata di Yaman.

Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry mengatakan pihaknya sangat mengkhawatirkan tindakan Iran. Kata Kerry, Amerika memantau cermat bantuan yang diberikan Iran kepada pemberontak di Yaman.

Pemberontak dan tentara pendukung mantan presiden Ali Abdullah Saleh, yang digulingkan tahun 2011, terus berusaha menguasai Aden. Daerah strategis itu adalah salah satu kubu terakhir pasukan pendukung Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi yang didukung dunia internasional.

PBB mengatakan konflik itu telah menyebabkan paling tidak 643 orang tewas, termasuk sekitar 77 ana, dan lebih dari 2.200 lainnya cedera.

XS
SM
MD
LG